Sobat YesDok, anda pasti sering melihat ataupun mendengarkan berita terkait inses yang dilakukan oleh ayah terhadap anak kandungnya. Salah satunya dikutip dari Kompas.com, belakangan ini terjadi pemerkosaan sedarah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Seorang ayah, paman dan kakek tega melakukan pemerkosaan terhadap anak perempuan, keponakan, dan cucunya sendiri di mulai pada 1 Agustus 2023 hingga 5 Agustus 2023.
Kejadian ini terjadi hingga 5 hari berturut-turut, diketahui pemerkosaan dimulai dari kakeknya saat dirinya tidur siang, pamannya di pagi hari, lalu saat subuh oleh ayahnya. Menurut kesaksiannya, pelaku tidak mengetahui satu-sama lain. Karena sudah sangat tertekan dengan perlakuan bejat keluarganya, korban akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari rumah pada tanggal 6 Agustus dan ditemukan di sebuah Masjid.
Dari kejadian tersebut, seseorang yang melakukan inses sadar betul bahwa tindakannya salah besar dan melanggar hukum serta agama. Namun mengapa masih banyak pelaku inses di dunia ini? Bagaimana jalan pikiran dan kondisi psikologis pelaku itu saat memutuskan dirinya untuk menjadi predator? Bagaimana nasib korban dan keturunan hasil inses di masa depan?
Oleh karena itu, anda harus menyimak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Penyebab Inses (Hubungan Sedarah)
Inses merupakan hubungan seksual yang terjadi antara keluarga dekat yang memiliki ikatan darah langsung memperlakukan korban sebagai pasangan romantisnya (misalnya ayah-anak, ibu-anak, kakak-adik, paman-keponakan, kakek-cucu, dan nenek-cucu). Aktivitas inses dikategorikan sebagai pelecehan seksual dan sangat berakibat fatal bagi kesehatan fisik dan psikologis korban serta keturunan hasil inses.
Hubungan inses dapat menyebabkan kehamilan yang ilegal dalam tatanan sosial, agama dan hukum. Konsekuensinya sangat fatal karena dapat menyebabkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Resiko yang muncul peningkatan kelainan gen resesif, setiap orang tua mewariskan salinan gen autoimun kepada keturunannya.
Karena hubungan sedarah, otomatis kedua orang tua si bayi memiliki materi genetik yang sama. Hal ini dapat menyebabkan gen resesif menjadi lebih dominan, kurangnya variasi gen terhadap janin yang berdampak memiliki kesalahan pada genetik resesif yang dapat mengakibatkan kecacatan.
Potensi Gejala Inses
Berikut ini beberapa tanda yang menunjukkan seseorang memiliki kecenderungan melakukan inses, antara lain:
- Menjadikan anak sebagai objek emosional termasuk kekerasan fisik
- Seseorang dengan harga diri yang buruk
- Mendahulukan kebutuhan dan kepentingan diri sendiri/ egois
- Selalu melanggar privasi anaknya (memasuki ruangan pribadi anak terus menerus)
- Memperlakukan anak dengan sangat romantis layaknya pasangan
- Selalu terlihat aneh dan cemburu saat anak memiliki kedekatan dengan orang lain
- Kelainan seksual pedofilia
- Kecanduan pornografi dan masturbasi
- Memiliki kebiasaan voyeurisme
- Hubungan percintaan yang kandas (perceraian dan perselingkuhan)
Bahaya Inses Bagi Kesehatan Korban
Berikut ini merupakan bahaya inses dari kesehatan psikis, antara lain:
- Mengalami gangguan kepribadian (gangguan disosiatif (DID))
- Berpotensi mengidap skizofrenia
- Mengalami krisis identitas
- Kehilangan minat dalam hidup dan ingin mengakhirinya ( gejala micro suicide)
- Menjadi anti-sosial
- Rentan mengalami anger issue
- Merasa rendah diri dan depresi
- Berpotensi mengalami kelainan seksual
- Emosional tidak stabil
- Menjadi impulsif
Berikut ini merupakan bahaya inses dari kesehatan fisik keturunan hasil inses, antara lain:
- Memiliki IQ yang rendah kecenderungan idiot
- Gangguan pada perkembangan tubuh
- Mengalami fibrosis kistik (kelainan pada darah)
- Terlahir prematur
- Langit-langit sumbing
- Kelainan pada jantung dan organ tubuh lainnya
- Kecacatan mental dan fisik lainnya
- Kematian neonatal (kematian bayi sebelum satu bulan)
Penanganan Terhadap Korban
Berikut ini beberapa penanganan untuk pemulihan psikis terhadap korban, antara lain:
- Melakukan kegiatan eksplorasi seperti journaling, melukis, dan berkreasi lainnya
- Rutin melakukan olahraga
- Usahakan untuk selalu mengutarakan emosi yang dirasakan
- Melakukan meditasi diri dan healing
- Bergabung dengan kelompok pendukung
- Menjaga pola makan sehat
- Aktif mengikuti kegiatan sukarelawan
- Istirahat yang dengan waktu yang konsisten
- Mendalami kepercayaan masing-masing
Namun hal ini hanya dapat dilakukan tergantung dengan tingkat traumatis yang dialami korban, sehingga perlu bagi korban untuk berkonsultasi kepada terapis agar segera dilakukan proses healing seperti hipnoterapi dari trauma batin pada korban. Karena trauma psikis sangat sulit dideteksi dan disembuhkan.
Jika anda ingin memulai untuk terapi ini anda dapat berkonsultasi secara video call melalui YesDok tanpa harus keluar rumah ataupun membuat janji temu dengan ahlinya. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.
REFERENSI
https://www.choosingtherapy.com/emotional-incest/
https://ct.counseling.org/2018/03/understanding-treating-survivors-incest/
https://www.medicalnewstoday.com/articles/covert-incest#recovery
https://cptsdfoundation.org/2022/04/18/incest-and-genetic-disorders/