Meski Nikmat dan Menyenangkan, Ini Dampak Buruk Sering Masturbasi

Kata masturbasi rasa-rasanya sangat melekat pada pria. Banyak yang beranggapan bahwa masturbasi merupakan kegiatan khusus pria, walaupun sebenarnya masturbasi juga dilakukan oleh para wanita.

Meski pun masturbasi dianggap memberikan kenikmatan dan kesenangan, namun ada dampak buruk yang ditimbulkan jika Anda melakukan masturbasi. Berikut dampak negatif keseringan masturbasi:

Hormon tidak seimbang

Masturbasi yang sering dilakukan oleh pria dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Selain itu, hal ini bisa meningkatkan faktor peradangan hingga tingginya hormon kortisol.

Iritasi penis

Hati-hati bagi Anda yang sering masturbasi. Karena gerakan masturbasi yang terlalu sering dilakukan apalagi hingga intens bisa menyebabkan timbulnya masalah kulit seperti iritasi. Bahkan iritasi bukan hanya terjadi pada kulit penis tetapi juga pada kulit tangan.

Depresi

Menurut penelitan yang diterbitkan oleh The American Journal of Psychiatry mengatakan bahwa risiko depresi dapat meningkat pada pria yang kecanduan masturbasi. Kondisi psikologis seseorang bisa memburuk akibat rasa bersalah yang muncul setelah masturbasi.

Tak bergairah bercinta

Pria yang sering masturbasi bisa menurunkan hasrat dan gairah saat bercinta dengan pasangan. Hal ini tentu akan menjadi masalah dan mimpi buruk bagi Anda. Pria yang sering melakukan masturbasi terbiasa merangsang dirinya. Sehingga ia sulit bergairan saat bercinta.

Ejakulasi dini

Masalah lain yang ditimbulkan akibat sering masturbasi adalah ejakulasi dini. Aktivitas masturbasi tidak melibatkan pasangan atau partner, dengan kata lain masturbasi dilakukan oleh diri sendiri. Hal ini dapat membuat kecepatan stimulasi pada penis menjadi tidak terkontrol. Sehingga sangat berisiko tinggi membuat ejakulasi dini saat berhubungan seksual.

Kanker prostat

Dampak terfatal dari sering masturbasi bisa memicu kanker prostat. Menurut sebuah penelitian pada tahun 2008 mengatakan bahwa aktivitas seksual seperti masturbasi yang dilakukan secara rutin padaa pria berusia 20-30 tahun bisa berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat. 

(Foto: queerty)