Vaksinasi Membantu Mencegah Terjadinya Infeksi yang Belum Ada Obatnya

July 21, 2021 | Iman

Vaksin

Apabila seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 sel imun orang tersebut akan segera bereaksi dan memanggil pasukannya untuk membunuh virus tersebut. 

Sebagian besar akan sukses dan berhasil sehingga tidak bergejala atau hanya bergejala ringan saja dan sebagian kecil tidak berhasil karena virus SARS-CoV-2 berhasil 'mengecoh sel imun' orang yang terinfeksi sehingga jatuh dalam kondisi berat. 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH Menjelaskan pada kondisi berat, virus terus merusak sel yang diserangnya, terutama adalah sel paru-paru sehingga mengakibatkan orang kehabisan oksigen. 

“Respons sel perantara yang berlebihan (padahal bertujuan memanggil bala bantuan) ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Reaksi ini disebut sebagai 'badai sitokin' yang justru bisa merusak semua organ tubuh manusia,” ujar Prof Budi.

Oleh karena itu, menurutnya upaya kita dalam menghadapi pasien yang terinfeksi Covid adalah berupaya mencegah agar penyakit tidak jatuh dalam kondisi berat. 

“Berbagai suplemen vitamin, mikro nutrien, dan zinc diberikan untuk bisa mengaktifkan sel imun kita agar jangan dibohongi oleh SARS-CoV-2. Pada kasus derajat sedang, pemberian anti virus dilakukan untuk mencegah supaya virus ini tidak terus membelah dan memperbanyak dirinya di dalam tubuh," kata Prof Budi.

Ia menuturkan Tindakan terbaik tentunya adalah menghindari dan mencegah terjadinya infeksi SARS-CoV-2 dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat dan juga vaksinasi.

“Vaksinasi merupakan bagian dari upaya manusia ‘menyekolahkan sel imun' sehingga lebih mengenal musuhnya dan dengan cepat dapat menghancurkan virus sebelum sempat memperbanyak dirinya,” ungkap Prof Budi.

Ia menjelaskan, Biasanya pada dosis pertama, sel imun kita baru menjalani penjajakan terhadap musuh, baru pada dosis kedua dan seterusnya sel imun kita lebih mengenali calon musuhnya sehingga cepat memproduksi dan mengerahkan bala bantuan untuk menghancurkan musuh.

Lebih lanjut Prof Budi mengatakan bahwa prinsipnya setiap sel di dalam tubuh kita memiliki 'identitas atau KTP' sehingga dikenali oleh sel imun sebagai kawan bukan lawan.

"Walaupun demikian, ada kalanya sel tubuh memiliki masalah dengan KTP nya sehingga menjadi tidak dikenali sel imun, akibatnya sudah barang tentu sel imun akan menyerang sel tubuh sendiri. Inilah yang dikenal sebagai 'penyakit auto imun',“ terang Prof Budi.

YesDok Ads