Orang Tua, Waspadai Glaukoma Kongenital pada Anak

December 30, 2022 | Claudia

Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital adalah sekelompok penyakit mata yang dapat menyebabkan kerusakan progresif pada saraf optik. Kerusakan ini dapat mengakibatkan berkurangnya keluasan pandangan, dan bahkan hilangnya penglihatan.

Glaukoma bisa dialami oleh siapa saja, namun glaukoma kongenital hanya terjadi pada masa kanak-kanak. Ini merupakan kondisi yang sangat langka, dan mungkin hanya memengaruhi 1 dari setiap 30.000 kelahiran, namun dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah dan tidak dapat diubah pada anak-anak yang mengalami kondisi ini.

Penyebab glaukoma kongenital

Ada ruang di dalam mata yang dikenal sebagai ruang anterior. Ruang ini penuh dengan cairan bening yang disebut aqueous humor, yang menggenangi struktur mata dan mempertahankan sifat optiknya.

Cairan ini terus-menerus masuk dan keluar dari ruang anterior di mata. Cairan ini mengalir melalui sudut yang dibentuk oleh kornea dan iris. Fungsi sudut ini adalah untuk memungkinkan aqueous humor mengalir keluar dari mata, dan memastikan tekanan intraokular tetap stabil, dan tidak merusak saraf optik. Untuk itu, sangat penting memastikan bahwa sudut tetap terbuka sehingga aqueous humor dapat keluar dari mata.

Pada glaukoma kongenital, tekanan intraokular meningkat, karena adanya cacat lahir pada perkembangan sudut mata, akibat perkembangan mata yang buruk. Ini menyebabkan aqueous humor tidak dapat mengalir keluar secara normal, sehingga tekanan intraokular meningkat dan menyebabkan kerusakan saraf optik.

Gejala glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital biasanya muncul pada masa bayi baru lahir hingga usia tiga tahun. Orang tua biasanya memperhatikan bahwa anak mengalami gangguan pada penglihatan ketika:

  • Anak cenderung terganggu oleh cahaya, atau dikenal dengan fotofobia
  • Mengalami kondisi mata berair
  • Anak cenderung menutup matanya

3 hal di atas adalah gejala khas glaukoma kongenital, tetapi seiring berkembangnya penyakit, penampilan mata dapat berubah, karena adanya peningkatan tekanan intraokular. Warna mata mungkin tampak lebih buram dan lebih besar dari biasanya, terutama jika satu mata lebih terpengaruh dibanding mata yang lain.

Kekeruhan ini terjadi akibat hilangnya transparansi kornea, yakni lapisan di bagian depan mata yang rusak akibat peningkatan tekanan intraokular. Mata juga menjadi lebih besar karena distensi jaringan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan.

Lebih cepat mengenali tanda-tanda dan gejala glaukoma kongenital pada anak, maka akan semakin cepat pula anak mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan. Mengobati glaukoma kongenital lebih dini dapat memperlambat perkembangan penyakit.

Pembedahan atau operasi mungkin dilakukan sebagai salah satu cara mengatasi glaukoma kongenital pada anak. Jika pembedahan dilakukan lebih awal, maka pemulihan fungsi mata mungkin akan menjadi lebih optimal.

Perawatan untuk glaukoma kongenital biasanya diawali dengan penggunaan berbagai obat tetes mata dan obat-obatan untuk menjaga tekanan intraokular sestabil mungkin, sampai operasi akhirnya dilakukan.

Jenis pembedahan atau operasi akan bergantung pada kondisi kornea, jika kornea transparan dan sudutnya terlihat, maka akan dilakukan goniotomy, sementara jika kornea buram, maka akan dilakukan trabeculectomy. Kedua teknik pembedahan tersebut dilakukan untuk membuka cacat sudut yang menimpa anak-anak dengan glaukoma kongenital agar kembali berfungsi dengan baik.

Orang tua, harus sangat memperhatikan kondisi anak mereka, sehingga jika terjadi masalah kesehatan, misalnya glaukoma kongenital, bisa segera diketahui lebih dini. Melakukan pengobatan lebih dini untuk masalah kesehatan yang dialami oleh anak, bisa membantunya tetap mendapatkan kualitas hidup yang baik.

Konsultasi keluhan mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

(Foto: American Academy of Ophthalmology)

YesDok Ads