Dalam leher kita, terdapat otot, tendon, ligamen, dan tulang. Semuanya bekerja sama, menopang kepala kita dan memungkinkannya untuk bergerak ke berbagai arah. Tapi, leher kita juga tak lepas dari masalah. Leher bisa menjadi kaku atau nyeri jika melakukan suatu gerakan stagnan dalam waktu lama atau saat leher terluka.
Leher kaku sering terjadi ketika salah satu otot leher menjadi tegang. Kekakuan di leher juga bisa terjadi jika satu atau lebih tulang belakang kita terluka. Leher yang kaku akan terasa nyeri ketika seseorang mencoba menggerakkan lehernya.
Penyebab paling umum dari leher yang kaku adalah:
Leher tegang
Leher yang kaku sering kali terjadi akibat cedera atau leher menjadi tegang akibat:
Radang sendi
Spondylosis serviks, atau artritis pada leher, juga dapat menyebabkan terjadinya nyeri leher dan kekakuan, yang biasanya dapat membaik saat berbaring.
Rasa sakit bisa bertambah parah jika seseorang tetap dalam posisi yang sama dalam waktu lama, seperti saat mengemudi atau duduk di depan komputer. Gejala lain dari spondylosis serviks meliputi:
Seorang dokter dapat mendiagnosis spondylosis serviks dengan bantuan tes tertentu, seperti X-ray, MRI scan, dan tes darah.
Meningitis
Terkadang, leher kaku adalah gejala meningitis. Meningitis adalah peradangan pada meninges, yakni lapisan atau membran tipis yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
Virus, bakteri, atau jamur dapat menyebabkan meningitis. Meningitis virus bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi meningitis bakteri dan jamur bisa mengancam jiwa. Beberapa gejala meningitis meliputi:
Seseorang harus segera mencari perawatan medis jika gejala-gejala ini muncul.
(Foto: bocaratonspinecenter.com)
COPYRIGHT ©2022 ALL RIGHTS RESERVED BY YesDok