Cara Mengurangi Risiko Penyakit Heat Stroke

August 18, 2020 | Iman

Kondisi panas

Heat stroke adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara signifikan. Kondisi ini cenderung dialami atlet yang mengutamakam daya tahan seperti pelari maraton, pesepeda, atau pemain sepakbola.

Heat stroke biasanya disebabkan faktor suhu yang ekstrem sehingga pengaruhi kinerja olahraga. Tetapi sebuah studi baru-baru ini dalam Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat menyoroti itu bukan hanya kelembaban yang terik atau indeks panas yang merupakan masalah sebenarnya. Dalam studi itu dikatakan tingkat hidrasi dan kebugaran dapat menjadi faktor kunci untuk mengurangi risiko heat stroke.

Para peneliti di Arizona State University, Amerika, merekrut 12 pria dan wanita berusia 20-an lalu meminta mereka untuk melakukan dua pendakian gunung satu pada hari bersuhu sedang 20 derajat celcius. Lalu melalukan kembali saat suhu panas 40 derajat celcius. Mereka diminta untuk melakukan cukupi kebutuhan hidrasi sebanyak yang mereka pikir perlu.

Sebelum melakukan perjalanan, metabolisme istirahat peserta dicatat untuk memperkirakan pengeluaran energi selama kenaikan. Baik sebelum dan sesudah, mereka mengukur berat badan, detak jantung, suhu inti, dan status hidrasi mereka, serta konsumsi cairan selama setiap kenaikan.

Peneliti menggunakan data tersebut untuk menghitung kehilangan keringat. Peneliti menemukan fakta bahwa selama kondisi cuaca panas, tingkat keringat di antara peserta lebih tinggi sambil minum lebih banyak air. 

Kinerja pendakian partisipan selama hari yang panas berkurang sebesar 11 persen, tingkat aktivitas yang dirasakan meningkat sebesar 19 persen, dan mereka membutuhkan waktu sekitar 20 menit lebih lama untuk menyelesaikan pendakian. Meskipun bukan keajaiban bahwa hidrasi membuat perbedaan diantara perbedaan suhu.

Temuan menarik lainnya partisipan pendakian yang lebih bugar secara aerobik tidak terlalu terpengaruh oleh stres akibat panas. "Menjadi bugar dan menjadi panas teraklimatisasi adalah dua hal yang terkait erat. Ketika orang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang panas, suhu inti dan detak jantung mereka akan menjadi lebih rendah. Sebaliknya terjadi pada mereka yang aerobiknya lebih buruk," kata rekan penulis studi yang juga seorang profesor nutrisi Floris Wardenaa.

Terlepas dari ukuran sampel yang kecil, Wardenaar merasa hasilnya bermanfaat bagi orang-orang di semua jenis kegiatan di luar ruangan lainnya. Hidrasi dapat menjadi salah satu yang diperhatikan ketika beraktivitas luar ruangan.

"Secara bertahap meningkatkan kebugaran merupan komponen yang tak kalah penting untuk melawan heat stroke," Wardenaa menambahkan.

(Foto: Freepik/Saelim)

YesDok Ads