Awas Ini Bahaya Kelebihan Konsumsi Mi Instan pada Anak

May 19, 2022 | Claudia

Mi instan

Rasa enak mi instan memang sulit untuk ditolak oleh siapa saja, terlebih anak-anak. Tak hanya enak, mi instan juga lebih mudah disajikan dan dikonsumsi, tak heran jika mi instan menjadi idola dari banyak orang.

Sesekali makan mi instan memang tidak apa-apa, tapi jika terlalu sering, mi instan pun bisa membawa bahaya, apalagi pada anak-anak. Berikut beberapa risiko bahaya kesehatan jika anak terlalu sering makan mi instan:

Memicu kenaikan berat badan

Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, asupan lemak berlebih yang bersumber dari mi instan bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang kemudian meningkatkan risiko obesitas. Kenaikan berat badan di usia dini, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Gangguan tidur
  • Peningkatan risiko diabetes tipe-2
  • Peningkatan risiko penyakit jantung
  • Peningkatan risiko penyakit paru-paru
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Sindrom metabolik
  • Penyakit radang sendi

Berat badan berlebih pada anak juga berisiko menyebabkan masalah psikologis, di mana anak rentan menjadi sasaran bully bagi teman-temannya.

Risiko penyakit jantung

Mi instan mengandung tinggi lemak, terutama lemak jenuh. Lemak memang dibutuhkan oleh anak, untuk membentuk jaringan saraf dan hormon, juga sebagai cadangan energi. Namun, konsumsi lemak yang berlebihan akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Tingginya konsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat pada anak. Jika kolesterol terus dibiarkan menumpuk, ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada anak.

Meningkatkan risiko hipertensi

Kadar garam yang tinggi dalam mi instan bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi pada anak. Jangan salah, hipertensi juga bisa terjadi pada anak. Bahkan menurut CDC, 1 dari 6 anak yang berusia 8–17 tahun memiliki tekanan darah yang tinggi.

Anak menjadi lebih hiperaktif

Makanan instan mengandung berbagai macam zat aditif, mulai dari pengawet hingga pewarna buatan. Tahukah Anda bahwa zat pewarna dan pengawet bisa menimbulkan dampak buruk bagi perilaku anak.

Penelitian terhadap 300 jenis zat aditif menunjukkan hasil bahwa pewarna dan pengawet makanan berhubungan dengan gangguan hiperaktif dan gangguan perilaku pada anak, seperti Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

(Foto: tezzbuzz.com)

YesDok Ads