STOP WAR! BEGINI DAMPAK FATAL PENJAJAHAN DI PALESTINA TERHADAP PSIKIS PUBLIK!

October 25, 2023 | Dea

Mentalhealth, savepalestine, Palestina, justice, HAM, zionisme, penjajah, Gaza, genosida, korban, perang, bomrumahsakit, Israel

Sobat YesDok, Saat ini kembali viral berita pengeboman di rumah sakit yang dilakukan oleh zionis terhadap Palestina. Sehingga anda perlu tahu kronologis singkatnya. Penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina sudah berlangsung sangat lama, berlangsung sekitar 100 tahun lalu, dimulai dari 2 November 1917. Singkatnya peristiwa dimulai pada era kolonialisme, perjanjian antara Menteri Luar Negeri Inggris kepada pemimpin komunitas zionisme. 
 

Kesepakatannya yaitu untuk mendirikan tempat tinggal dan memfasilitasi warga Yahudi di tanah jajahan Inggris yaitu di Palestina. Tanah jajahan tersebut sekitar 90% penduduknya adalah orang Arab Palestina. Perjanjian ini dikenal dengan Deklarasi Balfour.


 

Oleh karena itu simak penjelasan di bawah ini terkait efek psikologis penjajahan bagi masyarakat dunia, sebagai berikut.






 

Dampak Pada Psikologis 


 

Meskipun peristiwa tersebut telah berlangsung sangat lama, namun tetap tidak menemui titik terang hingga saat ini. Peperangan ini bahkan melanggar banyak sekali aturan dalam perang, penghancuran terhadap kawasan sipil seperti bangunan sekolah hingga rumah sakit. Selain itu, melakukan genosida (pembantaian besar-besaran terhadap suatu bangsa, ras, suku dan kelompok).
 

Bahkan Israel meluncurkan serangan di Gaza pada tahun 2008, 2012, 2014, dan 2021 dengan menggunakan senjata yang dilarang secara internasional, seperti gas fosfor. Ratusan ribu warga sipil Palestina terbunuh dalam serangan tersebut. Sebelum itu tahun 2007 Israel memanfaatkan perang saudara antara Hamas dan Fatah untuk memblokade jalur Gaza. Bahkan menuduh Hamas melakukan terorisme.
 

Bombardir yang tiada henti terus terjadi hingga saat ini. Banyak sekali dampak buruknya yang berpengaruh pada psikis warga Palestina bahkan masyarakat dunia turut terkena dampaknya. Sehingga peperangan ini bukan tentang dua bangsa ataupun konflik agama, namun melibatkan seluruh lapisan bangsa dan dunia. 
 

Menurut penelitian dalam jurnal The Colonising Effect Of Western Mental Health Discourses, menjelaskan bahwa penjajahan dapat memberikan masalah dalam kesehatan mental, tingginya tekanan emosional atau depresi, trauma, krisis identitas, anger issues, PTSD, Paranoid, DID (Dissociative Identity Disorder) dan pemikiran untuk bunuh diri.




 

Berikut ini beberapa efek psikologis yang terjadi akibat perang tersebut, antara lain:

 

Perang tentunya akan memberikan banyak sekali dampak mulai dari fisik hingga psikologis seseorang. Selain itu, bukan hanya warga sipil yang berada di daerah konflik saja yang terdampak, seluruh masyarakat yang mendapatkan informasi tersebut juga akan terpapar melalui tayangan langsung dari internet.

Banyak orang yang turut merasa empati apalagi jika seorang tersebut memiliki riwayat fisik penyakit jantung dan seorang emotional sponge lebih rentan mengalaminya.


 

Gangguan mental kategori kecemasan ini akan mengidap semua orang yang menyaksikan peristiwa memilukan dan sadis seperti serangan terhadap Palestina. Dampaknya dapat membuat masyarakat dan relawan yang terlibat mengidap gangguan mental tersebut.


 

  • Mengidap PTSD (Posttraumatic Stress Disorder)
     

Gangguan mental ini lebih rentan terjadi terhadap orang yang terlibat langsung di negara konflik, seperti  warga sipil, tenaga medis, relawan sosial, jurnalis, dll. Tentunya akan berdampak seterusnya di dalam hidupnya dan merasa dejavu terhadap peristiwa traumatis tersebut.


 

Selain warga sipil dan relawan, seluruh lapisan masyarakat yang peduli dan follow up berita terkait peristiwa di negara konflik, akan rentan mengalami anger issues. Tentunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik seseorang.


 

  •  Mengidap Paranoid
     

Tentunya peristiwa ini akan membuat semua orang mengalami paranoid yaitu kondisi yang ketakutan berlebihan dan merasa akan dieksploitasi sepanjang waktu. Contohnya Israel yang mengancam untuk menghancurkan negara yang ikut campur, tentunya hal ini akan membuat masyarakat menjadi parno.
 

 

 

Kondisi ini akan terjadi pada warga sipil dan masyarakat yang terlibat langsung di negara konflik.  Gejalanya yaitu merasa linglung setiap saat, mood swing, merasa depresi, kehilangan kendali diri, dan tidak mengenali jati dirinya.
 


 

Masyarakat akan mengalami trauma dan emosional yang menumpuk dalam dirinya. Sehingga akan mengarahkan dirinya tanpa sadar memiliki perilaku berbeda dari dirinya di masa lalu. Seperti menjadi lebih agresif, sensitif, pembenci, dan penakut. Atau dikenal dengan memperlakukan semua orang tidak pandang bulu.



 

 

Oleh karena itu, terlalu banyak dampak negatif perang terhadap psikis semua lapisan masyarakat. Sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya kita turut membantu sebisa mungkin untuk menyuarakan perdamaian antara kedua bangsa tersebut. Berhenti saling merasa unggul dan menyalahkan satu sama lain, lebih baik mencari solusi yang terbaik untuk perdamaian. 

 

Sehingga menciptakan lebih banyak korban jiwa kedepannya. Meskipun tidak dapat membantu langsung ke daerah konflik, Namun sudah menjadi tugas kita bersama untuk menegakkan kesehatan mental dan menyuarakan keadilan bagi pihak yang ditindas. Perang ini bukan tentang perselisihan agama, namun terkait humanity (kemanusiaan), tidak perlu menjadi seagama untuk mendukung kedamaian bagi Palestina.





 

REFERENSI



 

https://openjournals.library.sydney.edu.au/index.php/SWPS/article/view/14182

https://www.redalyc.org/pdf/284/28446020003.pdf

https://www.swarthmore.edu/sites/default/files/assets/documents/kenneth-gergen/The_Self_Colonization_in_Psychology_and_Society.pdf

YesDok Ads