Sobat Yesdok, anda pasti tahu bahwa gangguan mental adalah hal yang paling kondisi yang sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa pengidapnya. Kondisi ini juga dapat merugikan orang lain disekitarnya. Meskipun setiap gangguan mental mengalami episode dan gejala yang berbeda-beda, namun penderitanya dapat kesulitan mengendalikan emosional dan cenderung sangat impulsif hanya meski dengan trigger yang kecil.
Bagi anda yang menonton film superhero Marvel khususnya Avengers, pasti tahu gangguan mental yang dialami oleh Hulk yang diperankan oleh Mark Ruffalo, kondisi tersebut merupakan Intermittent Explosive Disorder (IED). Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal IED
Intermittent Explosive Disorder (IED) adalah gangguan mental yang ditandai oleh serangan kemarahan yang intens dan seringkali tidak terduga yang melibatkan perilaku agresif yang melampaui proporsi situasi yang memicunya. Orang dengan IED mungkin merasa tidak mampu mengendalikan kemarahan mereka, dan serangan ini dapat menyebabkan kerusakan serius terhadap diri sendiri, orang lain, atau properti.
Berikut adalah beberapa hal terkait Intermittent Explosive Disorder (IED), antara lain:
- Gejala Utama: pengidapnya menjadi sangat agresif, serangan ini membuat pengidapnya lebih impulsif seperti cenderung merusak properti, memukul orang, atau mengancam secara verbal. Episode ini juga dikenal dengan istilah tantrum.
- Frekuensi Serangan: kondisi ini dapat terjadi berulang kali jika berhadapan dengan triggernya.
- Kurangnya Kontrol: penderitanya cenderung lepas kendali dan membuatnya sangat menderita karena merasa sangat bersalah ketika tidak mengalami episode.
- Rasa Tegang Sebelum Serangan: sebelum serangan kemarahan, seseorang dengan IED mungkin merasa anxious, panik, marah atau anger issues. Ini adalah tanda bahwa serangan mungkin sedang mendekati.
- Dampak pada Kehidupan Sehari-hari: gangguan ini dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk hubungan interpersonal, pekerjaan, dan fungsi sosial.
- Onset dan Faktor Pemicu: respons terhadap frustasi, ketidaksetujuan, atau perasaan tidak adil menjadi pemicu IED.
Gejala Psychotic Break
Berikut ini merupakan beberapa gejala penderita psychotic break, antara lain:
- Sangat impulsif dan agresif dalam bertindak
- Mudah diprovokasi secara emosional
- Episode berlangsung kurang dari 30 menit
- Mengalami amarah yang meledak-ledak
- Sering berteriak dan mengancam
- Cenderung menyerang orang lain
- Bertindak abusive
- Mengalami sesak dada
- Mengalami tremor
Perawatan untuk IED dapat mencakup terapi kognitif perilaku, terapi psikoterapi, dan pengobatan dengan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan atau stabilisator suasana hati.
Ciri khusus penderita IED juga dijelaskan oleh salah satu psikolog yesdok yaitu, Fitri Yolanda, S.Psi., M.Psi., menyatakan bahwa “pengidapnya mengalami tantrum karena trigger trauma inner child, mengalami tekanan emosional / stress, merasa bersalah, merasa kewalahan dengan tanggung jawab, kemarahan secara verbal dan abusive, emosi tidak terkontrol, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh faktor genetik.”
Penting untuk diingat bahwa kondisi ini memerlukan perhatian medis segera. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala seperti ini, segera cari bantuan dari profesional kesehatan mental atau hubungi layanan darurat kesehatan mental. Perawatan yang tepat dan dukungan dapat membantu dalam mengelola kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup individu yang mengalaminya.
Jika anda memiliki keluarga dengan riwayat tersebut, sebaiknya anda mengarahkannya untuk berkonsultasi kepada psikolog. Jika bingung harus mulai darimana, anda dapat berkonsultasi secara video call melalui YesDok tanpa harus keluar rumah. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.
REFERENSI
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17786-intermittent-explosive-disorder
https://childmind.org/guide/quick-guide-to-intermittent-explosive-disorder/
