Makan merupakan suatu kebutuhan pokok yang normalnya dilakukan 3 kali dalam sehari, manusia membutuhkan nutrisi untuk dapat melaksanakan aktifitas sehari-harinya. Sehingga, kebutuhan energi manusia dalam sehari yaitu 2.000 kalori. Sementara itu, kebutuhan karbohidrat dalam satu hari adalah 325 gram, protein 75 gram, dan lemak 44 gram.
Tidak dapat dipugkiri manusia suka mengkonsumsi makanan yang tinggi akan lemak dan gula. Karena indera perasa menikmati makanan yang terasa manis.
Dilansir dari kompas.id, karena rasa manis adalah sumber energi utama bagi setiap sel tubuh, termasuk sel otak. Karena otak manusia sangat kaya dengan sel-sel saraf, maka otak termasuk organ sangat banyak membutuhkan energi.
Otak memakai separuh dari keseluruhan energi gula pada tubuh,tulis Scott Edwards dalam Sugar and the Brain di buletin Institut Neurosains Harvard Mahoney (HMNI), On the Brain, 2016.
Tetapi beberapa orang makan dengan porsi yang banyak lalu memuntahkan makanan tersebut, selanjutnya melakukan olahraga yang ekstrim dengan harapan dapat mengembalikan bentuk badan yang kurus dan kecil demi ingin mewujudkan beauty standart. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis sehingga dapat berakibat fatal terutama terhadap fungsi organ tubuh. Fenomena ini disebut sebagai Anorexia Nervosa.
Deteksi Anorexia Nervosa
Anoreksia (ano-rek-siya) nervosa merupakan salah satu penyakit kejiwaan berupa kelainan makan yang ditandai dengan berat badan tidak normal/ underweight. Ketakutan akan kenaikan berat badan berlebih, dan stigma yang menyimpang tentang standar kecantikan harus kurus. Penderita anoreksia sangat mementingkan tubuh yang kurus dan semampai, untuk mencapai hal itu berbagai upaya ekstrem dilakukan demi mememuaskan pandangan terhadap dirinya sendiri.
Penderita Anorexia melakukan trik diet ekstrem dan membatasi makanan serta memuntahkannya karena takut menjadi gemuk.
Anoreksia memiliki dua klasifikasi:
- Jenis pembatas. Orang dengan anoreksia jenis ini sangat membatasi jumlah makanan yang mereka makan. Ini biasanya mencakup makanan tinggi karbohidrat dan lemak.
- Tipe bulimia (binging dan purging). Penderita bulimia makan terlalu banyak dan kemudian membuat dirinya muntah. Penderita juga mengkonsumsi obat pencahar untuk mengosongkan isi perutnya.
Efek Samping Anorexia
Berikut merupakan efek buruk dari penderita :
- Mudah pingsan.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Mudah lelah.
- Detak jantung melambat (bradikardia) atau detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Mudah kedinginan
- Sulit Fokus.
- Tidak adanya menstruasi (amenore)
- Siklus menstruasi buruk
- Sesak napas
- Mudah sakit perut
- Kelemahan otot dan hilangnya massa otot.
- Warna tangan dan kaki kebiruan atau ungu.
- Kulit kering, kuku rapuh dan/atau rambut menipis.
- Proses recovery tubuh yang lambat
Penyebab Anorexia
Masalah kesehatan mental mungkin termasuk depresi, faktor eksternal dan kecanduan narkoba.
Hal lain yang mungkin berperan dalam anoreksia adalah:
- Tuntutan sosial
- Genetika
- Ketidakseimbangan zat kimia di otak
- Masalah perkembangan
- Tuntutan profesi, seperti model, aktris, dsb
Komplikasi Akibat Anorexia
Berikut merupakan dampak penyakit dari menerapkan Anorexia :
- Osteoporosis
- Kerusakan ginjal
- Kerusakan hati
Ketidakseimbangan hormon
- Dehidrasi
- Sakit perut berkepanjangan
- Status gizi buruk
- Dehidrasi
- Menjadi sangat kurus
- Sembelit
- Rambut tubuh halus dan berbulu halus (disebut lanugo)
- Kulit kering atau kekuningan
- Meninggal
Berdasarkan paparan diatas, untuk mengikuti trend bukanlah hal yang salah, namun antara kecantikan dan nutrisi seharusnya medapatkan porsi yang sama alias seimbang. Sehingga tubuh dan mental terjaga demi kebahagiaan diri dan keluarga. Jika mengalami beberapa kebiasaan di atas, anda dapat mengkonsultasikan di YesDok dan melakukan konsultasi secara video call 24 jam tanpa harus keluar rumah.
REFERESI
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anorexia-nervosa/symptoms-causes/syc-20353591
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9794-anorexia-nervosa
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/eating-disorders/anorexia-nervosa
https://www.kompas.id/baca/utama/2019/11/27/mengapa-manusia-suka-rasa-manis