Sobat Yesdok, proses tumbuh kembang anak merupakan tanggung jawab yang harus diperhatikan oleh orang tua. Setiap orang tua pasti berharap memiliki anak yang memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang seimbang. Namun bagaimana jika tumbuh kembang anak mengalami permasalah atau mengalami retardasi mental? Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh orang tua untuk menghadapi hal tersebut?
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal Retardasi Mental
Retardasi mental, yang saat ini lebih sering disebut sebagai gangguan perkembangan intelektual atau intellectual disability (ID) dalam istilah medis, adalah kondisi di mana seseorang memiliki fungsi intelektual yang di bawah rata-rata dan memiliki keterbatasan dalam kemampuan adaptasi sehari-hari. Gangguan ini biasanya terjadi sejak awal masa perkembangan, dan gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga parah.
Penyebab retardasi mental dapat bervariasi dan seringkali kompleks. Beberapa penyebab melibatkan faktor genetik, masalah selama kehamilan atau kelahiran, eksposur terhadap toksin tertentu, atau infeksi selama perkembangan janin.
Berikut adalah beberapa poin penjelasan lebih lanjut tentang retardasi mental:
- Fungsi Intelektual yang Rendah: kemampuan seseorang untuk belajar, memahami informasi, memecahkan masalah, dan berpikir abstrak. Pada individu dengan retardasi mental, tingkat fungsi intelektual mereka biasanya di bawah rata-rata.
- Onset Sejak Masa Perkembangan: gangguan ini biasanya terjadi sejak awal masa perkembangan dapat terlihat saat berusia 7-12 tahun.
- Keterbatasan dalam Kemampuan Adaptasi: selain fungsi intelektual yang rendah, seorang yang mengalami retardasi mental juga kesulitan dalam merawat diri sendiri, berinteraksi sosial, dan mengatasi tuntutan kehidupan sehari-hari.
- Klasifikasi Tingkat Keberatannya: retardasi mental dapat diklasifikasikan ke dalam mempengaruhi tingkat kecerdasan yang rendah, keterbatasan adaptasi, dan keterbelakangan mental.
Gejala Retardasi Mental
Berikut ini merupakan beberapa gejala penderita retardasi mental, antara lain:
- Lambatnya dan kurangnya perkembangan keterampilan motorik
- Keterlambatan dalam kemampuan bahasa
- Berperilaku tidak sesuai dengan usianya (cenderung bertindak seperti anak kecil)
- Kesulitan untuk beradaptasi
- Lambat dalam belajar
- Kesulitan untuk fokus
- Kesulitan dalam mengingat
- Mengalami speech delay
Ciri khusus penderita IED juga dijelaskan oleh salah satu psikolog yesdok yaitu, Fitri Yolanda, S.Psi., M.Psi., menyatakan bahwa “pemicu utama anak mengalami retardasi mental karena faktor gizi yang buruk saat dalam kandungan, selain itu faktor genetik, terjadinya cedera saat dalam kandungan dan gaya hidup tidak sehat dari ibu, cedera kepala saat tumbuh kembang anak. Selain itu, anak dapat mengalami stunting, gangguan motorik dan proses belajarnya.”
Penting untuk dicatat bahwa setiap individu dengan retardasi mental adalah unik, dan perawatan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat keparahan masing-masing. Dukungan keluarga dan pelayanan pendidikan yang sesuai dapat berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup individu yang mengalami retardasi mental.
Jika anda memiliki keluarga dengan riwayat tersebut, sebaiknya anda mengarahkannya untuk berkonsultasi kepada psikolog. Jika bingung harus mulai darimana, anda dapat berkonsultasi secara video call melalui YesDok tanpa harus keluar rumah. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.
REFERENSI
https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/facts-about-intellectual-disability.html
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25015-intellectual-disability-id
https://medlineplus.gov/ency/article/001523.htm
