KETINDIHAN KARENA GANGGUAN HANTU? MITOS ATAU FAKTA

October 06, 2023 | Dea

sleepparalysis, ketindihan, tidur, REM, stress, psikologis, halusinasi, skizofrenia

Pernahkah anda mengalami kondisi saat tiba-tiba terbangun dari tidur, membuat tubuh mengalami kelumpuhan sesaat. Pada fase ini tentunya anda akan sangat ketakutan karena umumnya mengaitkan hal ini pada peristiwa mistis, seperti gangguan makhluk halus.



 

Persepsi ini tersebar luas dikalangan masyarakat umum karena diikuti dengan halusinasi atau melihat sosok menyeramkan saat terjadinya sleep paralysis atau ketindihan. Oleh karena itu, untuk  lebih dalam lagi, sebaiknya anda menyimak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.



 




 

Sleep Paralysis  (Ketindihan)



 

Ketindihan atau sleep paralysis merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami tubuh yang lumpuh atau tidak bisa bergerak dalam beberapa waktu. Kondisi ini terjadi ketika tiba-tiba terbangung dalam tidur.



 

Kondisi ini disebabkan karena kinerja dan sistem pada otak dan tubuh sedang tumpang tindih dan tidak bekerja dengan selaras saat tidur. Hal ini yang menyebabkan seseorang terbangun dari tidur meski dalam kondisi REM (Rapid Eye Movement), saat tubuh sedang berada dalam kondisi paling rileks.



 

Kondisi ini hanya membuat anda terbangun, namun tidak bisa bergerak dan tidak bisa berbicara. Kondisi tubuh anda juga setengah sadar, sehingga kemungkinan besar dapat mengalami halusinasi meski telah tersadar.




 

Beberapa penyebab lainnya yang mempengaruhi kondisi sleep paralysis, antara lain:


 

  • Mengalami insomnia


 

  • Karena jet lag atau perubahan waktu tidur


 

  • Narkolepsi (rasa kantuk berlebihan di siang hari)


 

  • Mengalami PTSD (stres pasca trauma)


 

  • Mengalami serangan panik


 

  • Diturunkan oleh keluarga (genetik)


 

  • Mengidap skizofrenia






 

Berikut ini beberapa gejala skizofrenia, antara lain:


 

  • Terjadi kesulitan bernafas dan dada terasa sesak


 

  • Hanya bola mata yang dapat bergerak


 

  • Berhalusinasi yang menyeramkan


 

  • Merasa ketakutan berlebihan


 

  • Merasa kelelahan berlebihan


 

  • Irama jantung yang tidak stabil


 

  • Merasa panik





 

Berikut ini beberapa penanganan yang dapat anda lakukan untuk mencegah terjadinya sleep paralysis, antara lain:


 

  • Menetapkan pola tidur konsisten 7-9 jam per hari


 

  • Mengonsumsi obat antidepresan (sesuai anjuran dokter)


 

  • Tidur dalam suhu yang sejuk


 

  • Hindari sinar biru atau paparan radiasi hp minimal 2 jam sebelum tidur


 

  • Mengelola stres


 

  • Berolahraga secara rutin






 

Namun jika beberapa upaya di atas tidak dapat mengurangi frekuensi sleep paralysis, anda dapat melakukan konsultasi kepada psikiater agar dapat dilakukan hipnoterapi untuk mengatasi gangguan psikologis ataupun trauma dalam diri anda.



 

Jika anda merasa bingung harus mulai darimana, anda dapat mencoba untuk berkonsultasi melalui YesDok secara video call tanpa harus keluar rumah. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.







 

REFERENSI



 

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/506/sleep-paralysis

https://www.nhs.uk/conditions/sleep-paralysis/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562322/#:~:text=Sleep%20paralysis%20refers%20to%20the,any%20part%20of%20their%20body

YesDok Ads