Sobat YesDok, pernahkah anda berhadapan dengan peristiwa kecelakaan ataupun seseorang yang tiba-tiba saja pingsan di jalanan? Hal tersebut sesaat membuat anda terpaku dan merasakan ikut prihatin.
Namun anda tidak bisa melakukan banyak hal karena keterbatasan waktu ataupun merasa tidak berdaya. Sehingga anda pun berharap dan yakin akan ada orang lain yang bisa membantu korban selain anda.
Kondisi ini dikenal sebagai bystander effect, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal Bystander Effect
Bystander effect merupakan fenomena psikologi sosial saat seseorang dihadapkan dengan situasi yang membuat dirinya berhadapan langsung dengan seseorang lainnya yang sedang mengalami kesulitan. Dirinya hanya memperhatikan bahkan merekam kondisi sekitar, ia meyakini bahwa kehadiran orang lain yang akan membantu korban.
Seseorang akan memberikan pertolongan dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain:
- Perasaan (mood)
- Sifat (traits)
- Agama
- Jenis kelamin
- Kesamaan (ras)
- Desakan waktu
- Physical attractiveness dan atribusi korban
Berikut ini beberapa penyebab seseorang menjadi bystander effect, antara lain:
- Pembagian Tanggung Jawab
Orang pada umumnya merasakan tanggung jawab bersama saat berada situasi umum. Hal ini mirip dengan kerja sama dalam kelompok, karena merasa akan ada yang lebih kompeten dan dapat menutupi kekurangannya sehingga ia tidak perlu melakukan usaha ekstra.
- Kekhawatiran Evaluasi
Seseorang takut dalam mengambil tindakan karena dikhawatirkan orang lain akan menilai dirinya melakukan penanganan ataupun tindakan yang salah. Hal tersebut membuat dirinya memilih lebih baik menjadi pengamat.
- Ketidaktahuan Pluralistik
Hal ini dianalogikan dengan kerja sama tim, dimana terdapat seseorang yang dapat menanganinya. Namun jika tidak ada yang mengambil aksi segera berarti situasinya dianggap tidak darurat.
Menurut Latane dan Darley dua orang psikolog sosial, mereka merumuskan lima tahapan yang akan dialami seseorang ketika memutuskan untuk terlibat dalam membantu, antara lain:
- Menyadari situasi
Seseorang membutuhkan waktu untuk menyadari sebuah peristiwa dan situasi agar dapat bertindak dan merespon kejadian tersebut.
- Menafsirkan sebagai situasi darurat
Dirinya akan mencoba memproses kejadian yang sedang berlangsung, lalu memastikan apakah kejadian tersebut dapat dikategorikan sebagai situasi darurat. Jika benar situasi darurat, seseorang akan dapat mengambil langkah.
- Mengambil tanggung jawab
Seseorang akan memutuskan untuk mengambil tanggung jawab pada situasi darurat tersebut. Namun, dirinya akan memperhatikan sekitar apakah ada yang lebih berpotensi dari dirinya dalam mengambil peran.
- Mengetahui bagaimana caranya menolong
Meskipun sudah mengambil tanggung jawab, seseorang akan melakukan scanning terhadap kesulitan yang dialami korban. Situasinya harus diukur dan sesuaikan dengan pengalamannya. Jika dianggap tidak mampu, maka ia akan mencari pertolongan pada orang lain.
- Memutuskan untuk melakukan pertolongan
Seseorang akan mencoba melakukan tindakan pertolongan, namun tetap akan mengajak orang lain disekitarnya agar tidak merasa bersalah sendirian jika terjadi kemungkinan buruk.
REFERENSI
https://aiche.ui.ac.id/wp-content/uploads/26/2017/11/8.-Gunawan.pdf
https://www.medicalnewstoday.com/articles/bystander-effect#prevention
https://www.simplypsychology.org/bystander-effect.html