Sobat Yesdok, keluarga membentuk kepribadian dan kesejahteraan anak, tetapi tidak semua keluarga berfungsi dengan baik. Dinamika yang tidak sehat dan berpotensi merusak seringkali ditemukan dalam keluarga yang tidak berfungsi dengan baik. Langkah penting bagi orang tua untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara keseluruhan adalah mengidentifikasi tanda-tanda keluarga yang menunjukkan ketidakfungsian.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
6 Ciri Keluarga Disfungsional
Berikut adalah 6 ciri utama yang perlu disadari oleh orang tua, antara lain:
1. Peran-peran Keluarga yang Tidak Seimbang
Keluarga disfungsional seringkali memiliki peran yang tidak seimbang. Misalnya, satu anggota keluarga mungkin berfungsi sebagai "penyelamat", yang selalu berusaha menjaga keadaan, sementara anggota keluarga lainnya mungkin berfungsi sebagai "penghancur", yang cenderung menyebabkan konflik. Orang tua harus menyadari dinamika ini dan berusaha untuk membuat peran-peran keluarga setara.
2. Komunikasi yang Tidak Sehat
Keluarga disfungsional biasanya memiliki komunikasi yang buruk atau tidak efektif. Hal ini dapat termasuk berbicara dengan cara yang agresif, mengganggu, atau bahkan menghindari berbicara sama sekali. Orang tua harus memahami betapa pentingnya komunikasi yang terbuka, jujur, dan menghargai pendapat keluarga.
3. Kekerasan atau Penyalahgunaan
Orang tua harus menyadari bahwa kekerasan atau penyalahgunaan tidak dapat diterima dalam keluarga yang tidak berfungsi dan harus bertindak untuk melindungi anggota keluarga yang rentan.
4. Ketergantungan atau Keterasingan
Keluarga disfungsional sering mengalami pola keterasingan atau ketergantungan. Misalnya, salah satu anggota keluarga mungkin terlalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, atau mereka mungkin merasa terisolasi dan tidak didukung. Orang tua harus menyadari betapa pentingnya menumbuhkan kemandirian dan keterlibatan keluarga yang sehat.
5. Ketidakstabilan Emosional
Ketidakstabilan emosional, baik dari orang tua maupun anak-anak, seringkali ditandai dengan keluarga disfungsional. Ini dapat mencakup perubahan mood yang drastis, ledakan emosi yang tidak terkendali, atau bahkan gangguan mental seperti depresi atau kecemasan. Orang tua harus memahami pentingnya mengelola emosi mereka sendiri dan membantu anggota keluarga lainnya mengatasi masalah emosional mereka.
6. Pola Perilaku yang Berulang
Keluarga yang tidak berfungsi sering terjebak dalam pola perilaku yang berulang yang mungkin berasal dari generasi sebelumnya. Pola perilaku seperti konflik yang tidak selesai atau kecenderungan untuk menghindari konfrontasi dapat menjadi pola perilaku yang berulang. Agar keluarga dapat berkembang secara positif, orang tua harus menyadari pola-pola ini dan berusaha untuk menghilangkan mereka.
Langkah pertama yang penting bagi orang tua untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka adalah mengidentifikasi ciri-ciri keluarga yang tidak berfungsi. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini, orang tua dapat menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, mendukung, dan membangun.
Sebaiknya anda juga berkonsultasi kepada Psikolog agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.
REFERENSI
https://www.amandaanngregory.com/6-dysfunctional-family-roles
https://screening.mhanational.org/content/my-family-dysfunctional/
