Sobat Yesdok, sebagian besar wanita mengalami ruptur perineum selama proses persalinan. Ini terjadi ketika jaringan yang menghubungkan vagina dengan anus, juga disebut perineum, robek selama persalinan. Ruptur perineum memiliki berbagai tingkat keparahan, dari yang ringan hingga yang lebih parah, dan memerlukan perawatan medis yang menyeluruh.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
6 Penyebab Ruptur Perineum
Berikut adalah lima penyebab utama ruptur perineum saat melahirkan, antara lain:
1. Tegangan pada Jaringan saat Melahirkan
Salah satu penyebab utama ruptur perineum adalah ketegangan jaringan perineum selama proses persalinan. Saat bayi melalui jalan lahir, jaringan perineum berada di bawah tekanan yang besar, terutama saat kepala bayi keluar. Tekanan yang kuat ini dapat menyebabkan robekan jaringan perineum.
2. Ukuran Bayi yang Besar
Bayi yang besar atau bayi yang lahir dalam posisi yang sulit meningkatkan risiko ruptur perineum. Ini karena ukuran bayi membuat lebih banyak ruang untuk melalui jalan lahir, yang meningkatkan tekanan pada jaringan perineum dan meningkatkan risiko robekan.
3. Persalinan Cepat atau Mendadak
Selain itu, persalinan yang cepat atau mendadak meningkatkan resiko robekan perineum karena jaringan perineum tidak memiliki waktu yang cukup untuk meregang secara alami, yang mengakibatkan resiko robekan.
4. Tidak Adanya Persiapan Sebelum Persalinan
Selain itu, kurangnya persiapan fisik sebelum persalinan meningkatkan risiko ruptur perineum. Ini termasuk tidak melakukan latihan perineum atau teknik relaksasi yang dapat membantu kelahiran lebih mudah. Jaringan perineum yang tidak siap dapat menjadi lebih rentan terhadap robekan selama persalinan.
5. Penggunaan Episiotomi
Episiotomi biasanya dianggap sebagai tindakan pencegahan, tetapi sekarang dianggap memiliki risiko yang sama dengan ruptur perineum. Prosedur medis yang disebut episiotomi bertujuan untuk memperbesar jalan lahir dengan membuat sayatan pada jaringan perineum. Jika episiotomi dilakukan dengan tidak hati-hati, risiko ruptur perineum meningkat.
Salah satu komplikasi persalinan yang paling umum adalah ruptur perineum. Namun, anda dapat mengurangi risiko dengan mempersiapkan diri dengan baik sebelum persalinan dan menggunakan teknik relaksasi. Untuk memahami potensi resiko dan keuntungan, penting juga untuk berbicara dengan tenaga medis tentang opsi seperti episiotomi.
Sebaiknya anda juga berkonsultasi kepada Dokter agar mendapatkan edukasi dan penanganan yang terbaik terkait kesehatan. Jika bingung harus mulai darimana, anda dapat berkonsultasi secara video call melalui Yesdok tanpa harus keluar rumah.
Anda juga dapat menemukan konten edukasi kesehatan, dapat membantu untuk mengatasi masalah pada kesehatan fisik dan mental anda. Segera kunjungi platform sosial media seputar info kesehatan Yesdok, melalui akun instagram Yesdok Indonesia dan TikTok YesDok Indonesia. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.
REFERENSI
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/vaginal-tears
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21212-vaginal-tears-during-childbirth