WHO Laporkan 5 Mutasi Virus Baru yang Sedang Diamati

September 12, 2021 | Aqiyu

variant of concern

Virus corona masih merajalela. Namun, kabar baiknya khususnya di Indonesia, beberapa wilayah berangsur-angsur menurunkan level PPKM dan menjadi zona hijau. Meski begitu, perang melawan Covid-19 belum berakhir. Melihat perkembangan mutasi Covid-19, masyarakat diharapkan tetap menjaga imunitas tubuh dan menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

Terkait mutasi Covid-19, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) membagi dua kategori utama jenis varian Covid-19 yakni variant of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian dan variant of interest (VOI) atau varian yang diamati.

Dilansir dari laman Satgas Covid-19, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut bahwa varian yang perlu diwaspadai ialah VOC. Karena sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar. Seperti lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektifitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik atau menurunkan efektivitas obat dan terapi.

Mengenai VOC, ada 4 varian yang harus diperhatikan. Diantaranya varian A (alpha) atau B.1.1.7 bersifat lebih menular dan lebih berpeluang menyebabkan keparahan gejala. Varian Beta (B.1.351) dan gamma (P.1) bersifat lebih menular dan meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit. Lalu, varian Delta (B.1.617.2) bersifat lebih menular bahkan bagi orang yang telah tervaksin serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di RS.

Disamping itu, WHO melaporkan ada 5 VOI yang sedang diamati. Yaitu, varian Eta (B.1.525), Iota (B.1.526), Kappa (B.1.517.1), Lambda (C.37) dan Mu (B.1621). Varian ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus dilihat dari perubahan genetiknya maupun perubahan transmisi di komunitas termasuk memunculkan klaster kasus di beberapa negara.

YesDok Ads

Terkait VOI ini, respon menghadapinya ialah terus memantau perkembangan dari WHO. Terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi seiring studi lanjutan yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC seperti pada varian delta atau statusnya menjadi tidak aktif di suatu wilayah.

WHO juga memantau varian-varian yang memiliki perubahan pada materi genetiknya namun pengaruhnya pada angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Kategori tambahan ini disebut alert for further monitoring salah satunya dari Indonesia yaitu B1.4662 yang ditetapkan pada kategori tersebut pada April 2021.

Meski demikian, pengaruh dari varian Covid-19 seperti VOC yang berdampak terhadap efektivitas vaksin perlu ditanggapi dengan cermat. Yaitu meningkatkan kewaspadaan tanpa ketakutan berlebih dan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti. Pembelajaran dari hasil monitoring dan evaluasi di lapangan seharusnya menjadikan atmosfer keilmuan dan perkembangan teknologi semakin pesat di kalangan penelitian dan pakar di Indonesia.

(Foto: stuff.co.nz))

YesDok Ads