Kombinasi varian Delta dan Omicron berpotensi mendorong tsunami berbahaya dari kasus COVID-19, kata kepala WHO, Dr. Tedros Adhanom.
Studi menunjukkan bahwa Omicron dengan cepat menjadi dominan di banyak negara lebih ringan daripada varian Delta, tetapi jauh lebih menular.
Namun, Dr Tedros memperingatkan itu adalah ancaman dari dua varian yang berpotensi membuat masalah di seluruh dunia.
"Ini dan akan terus memberikan tekanan besar pada petugas kesehatan yang kelelahan, dan sistem kesehatan di ambang kehancuran," kepala WHO memperingatkan.
Saat ini, sekitar 900.000 kasus baru dilaporkan di seluruh dunia setiap hari, menurut kantor berita Reuters.
Dr. Tedros juga memperingatkan bahwa kampanye vaksin booster skala besar negara-negara kaya "kemungkinan akan memperpanjang pandemi", karena mereka mengalihkan pasokan dari negara-negara yang lebih miskin dan kurang divaksinasi, sehingga "memberi virus lebih banyak kesempatan untuk menyebar dan bermutasi".
WHO juga melaporkan bahwa hampir 100 negara belum memenuhi target awal untuk memvaksinasi 40% dari populasi mereka.
Menurut laporan WHO yang diterbitkan pada hari Selasa, jumlah infeksi Covid baru dari semua varian tumbuh sebesar 57% di Eropa pada minggu sebelum 26 Desember 2021, dan sebesar 30% di Amerika.
