WHO Izinkan Obat Herbal, Mampukah Atasi Covid-19?

September 22, 2020 | Iman

Obat herbal

Kasus COVID-19 terus melonjak dengan cara yang mengkhawatirkan, tidak ada pengobatan pasti untuk melawan infeksi virus ini. Kini para dokter di seluruh dunia terus bereksperimen dan menggunakan kembali obat-obatan cara lama yang diketahui membantu pemulihan, salah satunya herbal. 

Kabar terbaru, kini WHO juga memberikan persetujuan untuk memulai uji klinis herbal. Laporan terbaru menunjukkan bahwa lisensi WHO akan memungkinkan uji coba fase I / II dari obat-obatan herbal tertentu di beberapa bagian dunia. Pasca pemantauan keamanan dan studi khasiat, obat-obatan juga bisa diberikan peluncuran yang dipercepat.

Menurut laporan studi tersebut, WHO tergerak oleh tingkat keberhasilan yang terlihat dalam penggunaan wabah tradisional pada epidemi masa lalu, seperti Ebola. Ada beberapa alasan yang membuat WHO mau mempelajari khasiat pada herbal.

1. Herbal Ampuh Lawan Pandemi Masa Lalu

Hingga saat ini, tidak ada satu obat terapi yang efektif yang menghilangkan virus corona baru. Pengobatan herbal dan pengobatan alternatif telah terpapar pada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan herbal dari beberapa terapi dapat mempercepat pemulihan dan bahkan menurunkan keparahan.

Ini bukan pertama kalinya ramuan tradisional diuji selama pandemi. Obat-obatan herbal juga banyak digunakan selama krisis Flu Spanyol. 

Di Tiongkok, yang merupakan pusat penyebaran awal, para dokter bereksperimen dengan penggunaan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) untuk memerangi efek samping yang mengancam jiwa dari beberapa obat konvensional yang digunakan dalam pengobatan.

2. Dipuji karena Profilaksisnya

YesDok Ads

Di seluruh dunia, beberapa percobaan sedang dilakukan untuk mempelajari tingkat kemanjuran dan kelayakan pengobatan herbal dan alternatif. Salah satunya ramuan ala Ayurveda di belahan India dan sekitarnya.

Rekomendasi penggunaan ramuan pengobatan Ayurveda dikaitkan untuk mencegah penyakit dan membantu pemulihan, kelompok swasta juga bekerja untuk mengembangkan pengobatan dan pengobatan herbal.

Salah satu yang ditunggu juga adalah studi boleh DAILAB IIT Delhi dan Institut Nasional Sains dan Teknologi Industri Lanjutan (AIST) Jepang, yang mengklaim temuan herbal dalam meniadakan efek virus di tubuh manusia.

3. Membantu Pengembangan Vaksin

Sifat anti-virus yang sama juga telah diamati pada ramuan lain, Propolis Selandia Baru, yang membantu memblokir dan melemahkan struktur virus. Menariknya, perusahaan farmasi juga terjun ke dalam eksperimen tersebut. Grup ternama seperti Medicago yang berbasis di Kanada dan perusahaan medis lain yang berbasis di Australia juga sedang bekerja mengembangkan vaksin nabati yang menggunakan jamu yang kuat.

Asia boleh dikatakan sebagai pusat utama pengobatan herbal. Sementara terapi herbal telah dicoba pada pasien positif COVID di kota-kota tertentu di seluruh negeri, dukungan kuat dari WHO dan badan kesehatan lainnya hanya dapat memperkuat klaim bahwa obat-obatan herbal berfungsi dan berefek positif.

Jika terapi herbal diberikan lampu hijau untuk digunakan lebih lanjut (dengan dukungan ilmiah), bukan tidak mungkin herbal dapat membantu ahli medis dalam merancang strategi pengobatan alternatif di masa mendatang.

YesDok Ads