Waspada Stunting Jika Bayi Lahir Dibawah 47 Sentimeter

December 01, 2019 | Iman

Stunting merupakan salah satu persoalan yang masih manjadi perhatian pemerintah, karena semakin banyak masyarkat yang terkena stunting, akan mempengaruhi kemajuan bangsa.

Sebagaimana diketahui stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dalam jangka panjang, stunting berdampak negatif untuk kecerdasan anak dan meningkatkan risiko anak untuk terkena penyakit tidak menular.  

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017. Angkanya mencapai 36,4 persen. Namun, pada 2018, angkanya turun menjadi 27,67 persen. Angka ini masih tinggi karena harus berada dibawah ambang batas standar WHO yaitu 20 persen.

Cara paling mudah mengenali stunting adalah pada saat lahir, panjang bayi tidak mencapai 47 sentmeter (cm). Sementara untuk Penyebab stunting adalah asupan gizi yang kurang saat seorang ibu sedang hamil, pola asupan gizi yang tidak teratur, kemudian ada penyakit yang tidak baik saat hamil, misalnya terjadi infeksi.

YesDok Ads

Sebuah hasil penelitian menunjukkan bayi yang terkena stunting menyebabkan seluruh organ tubuh, terutama otak tidak berkembang baik. Kondisi ini berpengaruh pada perkembangan kepribadian seorang anak yang terkena stunting.

Sementara ituz penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja sangat penting dalam mencegah stunting karena Anak remaja menjadi pintu masuk dan ujung tombak perubahan paradigma kesehatan. 

Pada masa remaja, pengetahuan tentang kesehatan penting untuk diketahui untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan dan Salah satu pengetahuan kesehatan yang penting di usia remaja adalah kesehatan reproduksi karena dapat memicu terjadinya penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, dan kanker mulut rahim atau kanker serviks.

(Foto : hindustantimes.com)

YesDok Ads