Waspada Penyakit Paru-paru Basah Saat Musim Hujan

October 18, 2022 | Iman

Penyakit Paru-paru Basah Saat Musim Hujan

Saat musim hujan terjadi perubahan cuaca yang cukup ekstrim dan menyebabkan suhu udara relatif lebih dingin. 

Ahli Kesehatan, dr Debora Aloina Ita Tarigan mengatakan bahwa tubuh manusia sangat sensitif pada perubahan suhu sehingga tubuh akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur. Hal ini dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Itu sebabnya, saat musim pancaroba seringkali orang menjadi sakit karena imunitasnya terganggu.

“Beberapa penyakit yang rentan menyerang saat musim hujan adalah Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), yakni batuk, pilek, influenza, dan bronkitis, ada juga penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari nyamuk Aedes Aegypti, yakni penyakit Zika (Zika disease), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan demam Chikungunya.  Selain itu, gangguan penyakit pada musim hujan dapat juga disebabkan oleh patogen (bakteri, parasit, jamur),” sebut dr Debora.

Penyakit lainnya yang patut diwaspadai saat musim hujan adalah ancaman penyakit paru-paru basah. Jika udara terlalu dingin, ruangan kurang mendapatkan cahaya matahari, dan sirkulasi/pertukaran udara kurang maka ruangan dapat menjadi lembab. 

Tempat yang lembab dapat meningkatkan perkembangbiakan virus, bakteri, jamur, dan tungau. Apalagi, jika ruangan kotor, banyak debu, dan sering digunakan untuk merokok. Alhasil, mereka yang rutin menggunakan ruangan tersebut mudah terkena penyakit paru-paru basah.

Mengetahui apakah seseorang terkena penyakit paru-paru basah, dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis paru. Nantinya dokter akan melakukan wawancara medis, melakukan pemeriksaan fisik, dan jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan dahak, darah, x-ray paru, atau CT (Computer Tomography).

YesDok Ads

“Pemeriksaan ini untuk mendeteksi beberapa masalah paru. Jika ditemukan cairan menumpuk, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah terjadi peradangan sel kanker atau infeksi melalui USG dada Ultrasound,” ujar dr. Debora.

Pada beberapa kondisi paru-paru basah kemungkinan tidak berat dan bisa sembuh dengan cepat. Sebaliknya, jika sudah terinfeksi paru-paru basah tapi dibiarkan atau tidak disembuhkan secara medis maka penyakit dapat berkembang lebih berat dan serius. Pasien kerap membutuhkan bantuan ventilator pada perawatan Intensive Care Unit (ICU). Pemasangan alat bantu pernapasan dilakukan karena salah satu gejala paru-paru basah adalah kesulitan bernapas atau sesak napas. Pada beberapa orang kondisi tersebut bisa membahayakan jiwa.

“Jika mengalami gejala batuk kering dan demam, sulit bernafas saat berbaring, dan terasa nyeri di dada hingga terasa sesak nafas dalam jangka waktu yang panjang atau berulang, jangan sampai kita abai, menebak-nebak, atau berusaha menyembuhkan sendiri. Semakin cepat dikenali maka semakin cepat ditangani dokter dan mengurangi risiko penyakit semakin parah,” imbuh dr. Debora.

Ia juga menyarankan agar senantiasa mencuci tangan dengan sabun dan air bersih serta gunakan masker di lingkungan berpolusi atau bila dekat dengan orang yang tampak sedang flu dan batuk. Ada baiknya juga jika anggota keluarga dibentengi dengan vaksin influenza dan vaksin pneumonia (vaksin PCV) karena virus ini bekerja dengan cara menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan menyebabkan pneumonia.

(foto: healthline)

YesDok Ads