Waspada Kecemasan Sosial Saat Pandemi Covid-19

November 08, 2020 | Iman

Kecemasan

Kecemasan sosial adalah kondisi ketika seseorang merasa cemas dan takut ketika harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain atau dikenal dengan istilah ”Demam Panggung”.

Gejala kecemasan sosial ditandai dengan timbulnya benjolan di tenggorokan, berkeringat, gemetar, jantung kerap berdebar kencang, ketegangan otot, nyeri, mual, atau pusing. 

Ada juga perasaan ingin melarikan diri, dirundung perasaan bersalah, dan selalu ingin menghindar ketika harus tampil di depan umum atau ketika harus menjadi pusat perhatian. 

Pengidap kecemasan sosial juga kerap menghindari orang-orang yang mereka anggap punya kedudukan lebih tinggi dari dirinya meskipun orang tersebut masih keluarga, seperti paman atau bibinya.

Kecemasan yang intens secara terus menerus dari penderita kecemasan sosial dapat memengaruhi kesehatan fisik atau dikenal dengan istilah psikosomatik, yaitu keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan oleh alasan fisik, seperti luka atau infeksi.

Ada beberapa tips untuk mengatur rasa cemas, seperti mencoba membiasakan diri untuk menghadiri meeting tepat waktu sehingga dapat melihat satu per satu audience yang datang, ‘membekali’ diri dengan update mengenai situasi atau pemberitaan terkini sehingga memiliki topik untuk menjadi bahan diskusi dengan orang lain, menghindari minuman beralkohol, mengonsumsi makanan sehat, dan rajin berolahraga.

Gangguan kecemasan juga dapat disebabkan oleh media sosial, terutama saat pandemi covid-19. 

YesDok Ads

Beberapa ahli menjelaskan bahwa perubahan sosial secara mendadak, cepat, dan terus menerus, kerap terjadi selama masa pandemi covid-19. Ini bisa menimbulkan rasa cemas dan panik. 

Media sosial juga dapat menjadi salah satu pemicu kecemasan karena melihat dan membaca informasi yang tidak benar. Awalnya ingin menghibur diri saat banyak waktu harus dihabiskan di rumah.

Saat ini Informasi soal covid-19 sering disajikan dengan cara kurang tepat atau bertujuan menakut-nakuti dan kontenya tidak diverifikasi terlebih dahulu sehingga membingungkan pembaca.

Yang perlu diingat bahwa virus ini bisa menyebabkan terganggunya kesehatan, menurunnya kualitas hidup, dan menyebabkan kematian sehingga informasi yang disajikan haruslah bersifat edukatif agar pembaca memiliki pemahaman yang benar dan mematuhi protokol kesehatan bukan sebaliknya menjadi khawatir. 

 

(Foto : pixabay)

YesDok Ads