Waspada Kanker Pada Anak

September 07, 2020 | Iman

Kanker usus

Komite Penanggulanan Kanker Nasional menyatakan bahwa kanker membunuh lebih banyak dari AIDS, malaria dan TBC. Tingkat kematiannya bahkan setara dengan gabungan ketiga penyakit tersebut. 

Sementara Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan menemukan prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 ‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 kasus.

Kanker pada orang dewasa bisa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau kurang berolahraga dan Ini adalah faktor yang dapat dicegah. Namun, gaya hidup bukanlah faktor pemicu kanker pada anak, sehingga jauh lebih sulit dicegah.

Inilah pentingnya deteksi, karena kanker pada anak sulit dicegah, bahkan gejalanya tak mudah dikenali. Orangtua harus sadar bahwa mereka memiliki peran penting dalam deteksi dini secara berkala.

Data dari Kementerian Kesehatan menemukan bahwa prevalensi kanker pada anak-anak adalah 2% dari semua kejadian kanker, namun merupakan penyebab kematian kedua pada anak-anak berusia antara 5-14 tahun. 

YesDok Ads

Sementara itu, Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) menemukan bahwa prevalensi anak-anak dengan kanker meningkat 7% setiap tahunnya. Leukemia adalah kanker yang paling umum pada anak-anak, diikuti oleh retinoblastoma, osteosarcoma, neuroblastoma, dan maligna limfoma. 

Penting bagi orangtua untuk tahu apa yang harus diperhatikan, dengan sering-sering memeriksa keadaan seluruh tubuh anak, misalnya apakah ada benjolan. Ini bisa dilakukan dengan meraba saat memandikan anak. 

Hati-hati apabila anak sering panas dan pucat, ada bintik-bintik pada kulit ataupun pendarahan pada kulit. Waspadai juga nyeri tulang, anak-anak belum bisa mengkomunikasikan sakit ini, sehingga dapat dipantau dari berkurangnya aktivitas fisik dari yang biasa mereka lakukan. 

Bila ada satu atau lebih dari gejala ini muncul, maka segera tes darah dan telusuri lebih detail dan lengkap dari hasil test darah tersebut.

Orangtua yang anaknya menderita kanker juga harus mencari informasi akurat dan detail dari dokter yang mendampingi anak. Terbukalah dalam mengungkapkan kegalauan dan mendiskusikannya dengan dokter sehingga mendapat pengarahan dan pemahaman lebih mendalam. Kemudian, jalani pengobatan atau terapi yang disarankan dokter pendamping dengan tertib. 

YesDok Ads