Viral! Thermogun Disebut Dapat Merusak Otak

July 22, 2020 | Claudia

Thermogun

Jagat media sosial tengah diramaikan dengan pernyataan seseorang yang menyebut thermogun atau termometer tembak berbahaya untuk otak. Thermogun dinilai berbahaya karena memancarkan laser yang "ditembakkan" ke kepala seseorang, seperti yang selama ini dilakukan ketika kita hendak memasuki gedung perkantoran, mall, dan lain sebagainya. Benarkah demikian?

Pernyataan ini langsung disanggah tim dari Departemen Fisika Kedokteran/Klaster Medical Technology IMERI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dalam keterangan tertulisnya, tim penyusun menjelaskan secara rinci apa itu thermogun dan mengapa thermogun tidak berbahaya untuk otak seperti yang tengah ramai diperbincangkan saat ini.

Apa itu thermogun?

Thermogun merupakan salah satu jenis termometer inframerah yang dipergunakan untuk mengukur temperatur tubuh. Umumnya, penggunaan thermogun diarahkan ke dahi seseorang. Thermogun menjadi alat ukur suhu yang bisa diandalkan di tengah pandemi Covid-19, karena tidak membutuhkan kontak langsung dengan orang-orang yang akan diperiksa suhu tubuhnya.

Thermogun sudah dipergunakan sejak lama, dan semenjak pandemi Covid-19, penggunaan thermogun menjadi lebih masif. Rupanya hal ini membawa kekhawatiran tersendiri bagi beberapa orang, yang kemudian menyatakan kalau penggunaan thermogun bisa membahayakan otak.

Bagaimana cara kerja thermogun?

Cara kerja thermogun jelas berbeda dengan termometer raksa atau termometer digital yang biasa digunakan untuk penggunaan pribadi ketika hendak mengukur suhu tubuh. Thermogun menggunakan prinsip rambatan panas melalui radiasi. Dalam prinsip ilmu fisika kedokteran, setiap benda dengan temperatur lebih besar dari 0 Kelvin akan memancarkan radiasi elektromagnetik atau sering juga disebut dengan radiasi benda hitam (Asas Black).

Kelvin (K) adalah satuan baku untuk temperatur dengan konversi 0 derajat Celsius yang setara dengan 273 K. Normalnya, suhu tubuh manusia berada di kisaran 36-37,5 derajat Celsius. Suhu tubuh normal manusia berada di dalam pancaran spektrum inframerah jika dilihat dari jangkauan radiasi elektromagnetik. Energi radiasi dari permukaan tubuh ditangkap dan kemudian diubah menjadi energi listrik yang ditampilkan dalam angka digital temperatur derajat Celsius pada thermogun.

YesDok Ads

Thermogun yang selama ini digunakan dengan cara "menembakkan" inframerah ke dahi mendeteksi temperatur arteri temporal pada dahi untuk mengestimasi suhu tubuh seseorang. Yang harus menjadi perhatian untuk menambah akurasi pengukuran suhu dengan thermogun adalah jarak dan sudut alat thermogun terhadap objek yang diukur. Inilah yang menjadi alasan mengapa suhu tubuh Anda dalam sehari bisa berubah-ubah ketika diukur dengan thermogun lebih dari satu kali.

Bagaimana dengan laser yang digunakan thermogun?

Tak semua thermogun menggunakan laser. Beberapa thermogun industri dilengkapi dengan laser dengan tujuan untuk menjadi penunjuk ketepatan arah. Laser ini tidak ada kaitan langsung dengan fungsi pengukuran temperatur, jadi benar-benar digunakan untuk membantu ketepatan arah saat mengukur suhu.

Lantas, apakah penggunaan laser berbahaya ketika disorot ke dahi?

Seperti laser pointer yang sering kita gunakan saat presentasi, laser yang berada di thermogun juga tidak memiliki efek yang berbahaya untuk otak. Satu catatan penting, jangan menembakkan laser ke mata secara langsung, karena ini bisa merusak retina. Tapi akan lebih baik jika thermogun industri yang memiliki laser tidak digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia, karena memang thermogun jenis ini tidak diperuntukkan untuk mengukur suhu tubuh manusia.

Alat thermogun yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh seseorang, bekerja dengan menerima pancaran inframerah dari benda, bukan dengan memancarkan radiasi apalagi laser. Thermogun tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X, oleh karenanya penggunaannya tidak akan membahayakan dan tidak memengaruhi sistem saraf termasuk juga tidak merusak retina.

Jadi, kabar dan pernyataan bahwa thermogun bisa merusak otak sudah jelas merupakan suatu bentuk kabar bohong atau hoax yang tidak perlu dipercaya dan sebaiknya diabaikan. Tetap berhati-hati dalam menerima informasi di masa pandemi, jangan sampai Anda mendapat dan menerima informasi yang salah tanpa dicaritahu terlebih dahulu kebenarannya.

(Freepik/Prostooleh)

YesDok Ads