Vaksin Booster Sinovac Aman Bagi Anak Hingga Lansia

January 19, 2022 | Iman

Vaksin Sinovac

Data dari sejumlah lembaga kesehatan independen menunjukkan bahwa CoronaVac aman bagi anak usia > 3 tahun, lansia > 60 tahun, serta ibu hamil dan menyusui dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang rendah. 

Selain itu, pada simposium ini terungkap bahwa dosis ketiga CoronaVac sebagai booster dapat meningkatkan antibodi sebesar 20 kali bagi penerima vaksin usia 18-59 tahun dan lebih dari 30 kali bagi penerima lansia 60 tahun ke atas.

Clinical Researcher of SINOVAC, Yaping Qiao PhD, mengemukakan, Berdasarkan penelitian, CoronaVac menunjukkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang rendah sehingga aman bagi anak usia > 3 tahun, lansia > 60 tahun, serta ibu hamil dan menyusui. 

“Dalam uji klinis CoronaVac di sejumlah negara dari tahun 2020-2021, KIPI pada anak > 3 tahun sebagian besar adalah grade 1 dan 2 yang berupa nyeri ringan serta demam ringan setelah penyuntikan,” ucap Qiao.

Sedangkan pada studi yang dilakukan pada ibu hamil dan menyusui di Brazil pada periode April – Agustus 2021, insidensi KIPI sebanyak 74,1 per 100.000 dosis dan merupakan KIPI terendah dibandingkan empat vaksin COVID-19 lainnya yang digunakan di Brazil.”

Yaping Qiao menambahkan pada Oktober 2021, penelitian di Chili mengungkapkan pemberian vaksin booster meningkatkan kemampuan CoronaVac dalam mengurangi tingkat keparahan COVID-19 dari 56% menjadi 80%. “Selain itu, pemberian booster juga meningkatkan efektivitas CoronaVac dalam mencegah perawatan di Rumah Sakit dari 84% menjadi 88%,” terangnya.

YesDok Ads

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menjelaskan, Pandemi COVID-19 makin berkembang dengan munculnya mutasi virus baru seperti Omicron yang telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk di Indonesia. 

Penambahan kasus terus terjadi dan per 14 Januari 2022 tercatat 572 kasus Omicron di Indonesia, dimana 455 merupakan kasus impor dan 117 kasus transmisi lokal. Meskipun gejala yang muncul dari varian ini tergolong ringan, namun tetap diwaspadai karena Omicron memiliki sifat penularan yang sangat cepat. 

“Fenomena ini menunjukkan bahwa semua pihak harus tetap waspada akan ancaman COVID-19 lainnya di masa depan. Oleh karena itu, untuk menghadapi perkembangan yang terjadi selama pandemi COVID-19 dibutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, akademisi, asosiasi profesional dan swasta,” ujar dr Nadia.

“Melihat efektivitas booster dalam mengurangi tingkat keparahan covid-19 dan perawatan di RS, pemerintah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas booster gratis yang telah tersedia,” tambahnya. 

(Foto : IDXChannel)

YesDok Ads