Tingginya Interaksi Sosial Jadi Penyebab Lonjakan Kasus COVID-19 Pasca Idul Fitri

June 18, 2021 | Helmi

ilustrasi pasien covid

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) hari ini mengeluarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) rujukan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes). 

Penelitian ini dilakukan menyusul terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri. 

''UGM ditunjuk karena lokasinya dekat dengan Kudus dan UGM juga memiliki kapasitas untuk melakukan uji WGS. Dari 70 spesimen yang diuji, 37 sampel dikirim ke UGM sementara sisanya dikirim ke Salatiga,'' terang dr. Gunadi PhD, Sp.BA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM.

Dalam penelitian tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82% merupakan varian Delta (B.1.617) dari COVID-19. Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia di populasi India dan Kudus. 

Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta, tegas, dr. Gunadi.

dr. Gunadi juga menambahkan hipotesanya dengan penelitian terbaru dari The Lancet, yaitu varian Delta berhubungan dengan usia pasien. Semakin tua pasien COVID-19 maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut, terangnya. 

Lebih buruk lagi, masih dari The Lancet, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali pasien COVID-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien. 

YesDok Ads

Padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi COVID-19 pasien mendapatkan antibodi secara alami. Kemudian varian Delta ini bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua meskipun sudah divaksinasi dua dosis. 

''Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular COVID-19 apalagi varian Delta,'' lanjut dr. Gunadi.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti FK-KMK UGM ini sendiri dilakukan selama satu minggu dengan metode berupa penerimaan viral transfer material (VTM) yang diekstraksi secepatnya oleh tim untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, khususnya dalam mengetahui sejauh mana varian Delta bertransmisi di Kudus. 

Menurut dr. Gunadi, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.

Saran dr. Gunadi kepada masyarakat adalah agar saat ini memperketat kembali protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu. 

''Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus,'' himbaunya.

YesDok Ads