Tidur Bayi Mendengkur, Apakah itu Normal?

April 27, 2019 | Dina

Bayi yang bisa tertidur dengan pulas adalah hal yang menenangkan bagi orang tua. Namun, pada saat bayi mengeluarkan dengkuran, rasa tenang orang tua mungkin berubah menjadi gelisah. Memang, mendengkur menjadi hal yang biasa bagi para orang dewasa saat tertidur, tetapi bagaimana jika hal ini terjadi pada bayi?

Mendengkur pada anak bayi dapat dikategorikan dalam dua kelompok yang dibagi berdasarkan kekerapannya mendengkur. Kelompok pertama adalah occasional snoring atau mendengkur sesekali saja, yaitu kurang dari 3 kali per minggu. hal tersebut dikategorikan wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Khususnya jika dengkuran atau dengusan itu memiliki ritme yang stabil.

Kemudian kelompok ke dua, terjadi jika dengkuran itu berselang naik-turun dan diikuti oleh bunyi napas yang terengah-engah, kemungkinan terjadi sumbatan di saluran udara pada paru-parunya. Hal ini bisa jadi pertanda ia menderita Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS). Jika Anda melihat gejala ini pada bayi Anda, segera bangunkan dia guna menghindari terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Biasanya sleep apnea ini dialami oleh bayi yang baru lahir, terutama yang terlahir secara prematur dan mengalami down syndrome. Hal itu bisa terjadi karena sistem saraf pusat yang mengontrol saluran pernapasan bayi belum berkembang secara sempurna. Selain itu, sleep apnea juga terjadi karena sumbatan pada jalan napas, infeksi, peradangan, dan masalah pada jantung.

Anda sebaiknya konsultasikan segera menghubungi dokter yang tersedia di Yesdok, atau rumah sakit terdekat yang menangani masalah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) atau dokter ahli masalah tidur, untuk mengambil tindakan lanjut.

YesDok Ads

Cara Mengangani

Apnea terjadi secara tidak terduga. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Anda menemani Si Kecil saat ia sedang terlelap, atau sering-seringlah mengecek kondisinya ketika ia tidur. Yang juga penting, buat ruangan tidur bayi senyaman mungkin dengan sirkulasi udara yang baik dan cukup oksigen.

Apnea sendiri dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian pada bayi. Saat bayi berhenti bernapas, tingkat oksigen dalam tubuhnya akan menururn. Hal ini dapat membuat detak jantungnya juga melemah.

Ketika Anda melihat Si Kecil mengalami gejala apnea seperti berhenti bernapas serta wajah dan tubuhnya membiru, segera bangunkan dan bawa ke dokter. Dokter akan memberi diagnosis dan pengobatan yang tepat untuk kondisi tersebut.

(foto: pexels)

YesDok Ads