Vaksinasi Covid-19 sedang digencarkan untuk memutuskan rantai penyebaran dan penularan virus corona. Banyak yang penasaran apakah vaksin Covid-19 tersebut bekerja dengan baik setelah disuntikkan. Hal inilah yang mendorong beberapa orang melakukan tes antibodi mandiri untuk mengukur efektivitas vaksin Covid-19. Lalu, perlukah melakukannya?

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi tidak menyarankan uji antibodi mandiri setelah vaksinasi Covid-19. Sebab, tes antibodi mandiri bukanlah tes yang mampu menilai efektivitas vaksin. Sehingga tes antibodi mandiri tidak diwajibkan untuk dilakukan usai vaksinasi.

Sementara sampai saat ini, pemeriksaan untuk menilai efektivitas vaksin hanya dapat dilakukan dengan metode khusus di sentra tertentu dan penelitiannya pun masih terbatas serta bukanlah untuk kepentingan atau keperluan perorangan/pribadi. Bahkan belum ada pengujian standar internasional yang direkomendasikan WHO untuk melakukan pemeriksaan kadar antibodi pasca vaksin.

Seperti diketahui, meski vaksin dapat membentuk kekebalan tubuh, namun vaksin Covid-19 dan vaksin apapun untuk penyakit lainnya tidak dapat memberikan perlindungan 100% dari suatu infeksi. Kekebalan tubuh yang dibentuk oleh vaksin dapat membantu seseorang jika terinfeksi, ia tidak akan jatuh sakit atau pun jika sakit maka dampak berat dari penyakit tersebut dapat dicegah.

Untuk dosis lengkap vaksin COVID-19 Sinovac menurunkan risiko gejala parah hingga 94 persen, 96 persen menurunkan risiko perawatan, dan 98 persen mencegah kematian. Bahkan studi pada nakes yang merupakan kelompok paling rentan, vaksin Sinovac yang efikasinya di Indonesia hanya 65 persen, justru menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi.

Tanpa pengujian, efektivitas dari vaksin dapat dilihat dari herd immunity atau kekebalan kelompok terbentuk hingga sejauh mana serta angka penularan virus yang menurun setelah melakukan vaksinasi. Agar vaksinasi berhasil, Anda juga harus mengimbanginya dengan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.