Terlalu Banyak Makan Junk Food, Remaja Ini Alami Kebutaan

September 05, 2019 | Helmi

Dampak buruk junk food kembali menunjukkan bukti. Seorang remaja dilaporkan menjadi buta karena makan kentang goreng, keripik dan junk food selama bertahun-tahun. Masalahnya mulai ketika dia pergi ke dokter dab mengeluh begitu kelelahan ketika dia baru berusia 14.

Pada usia 15, ia mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan. Namun, hasil MRI dan pemeriksaan matanya adalah normal sehingga dokter tidak dapat menentukan akar masalahnya.

Penglihatan remaja itu makin memburuk pada usia 17 tahun. Tes matanya menunjukkan penglihatan 20/200 di kedua matanya.

Pemeriksaan tambahan menunjukkan bahwa kerusakan telah berkembang ke saraf optik remaja, kelompok serat di bagian belakang mata yang menghubungkannya ke otak. Juga, remaja itu menderita rendahnya kadar vitamin dan mineral esensial seperti vitamin B12, vitamin D, tembaga dan selenium.

Temuan itu membuat para dokter bertanya kepadanya tentang pola makn. Pasien mengaku bahwa sejak SD, dia tidak akan makan jenis makanan tertentu, tulis para penulis dari University of Bristol di Inggris dalam laporan mereka.

Dia bilang dia hanya makan kentang goreng, Pringles, roti, ham dan sosis olahan. Remaja itu didiagnosis dengan neuropati optik gizi, kerusakan saraf optik akibat kekurangan gizi.

YesDok Ads

Gangguan ini juga dapat disebabkan oleh obat-obatan, penyalahgunaan alkohol, malabsorpsi makanan atau pola makan yang buruk. Para penulis mengatakan bahwa penyebab pola makna untuk kondisi seperti itu jarang terjadi di negara maju.

Menurut University of Iowa, vitamin seperti vitamin B kompleks sangat penting untuk respirasi sel. Sejumlah vitamin ini dalam tubuh dapat menyebabkan produk sampingan metabolisme menumpuk dan akhirnya merusak sel-sel saraf.

Dimungkinkan untuk menyembuhkan kehilangan penglihatan karena neuropati optik, namun, sayangnya kebutaan remaja sudah permanen ketika ia didiagnosis.

Penglihatannya sudah sangat terganggu sehingga tidak dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, kata Dr. Denize Atan, penulis utama dan konsultan senior dosen bidang oftalmologi di Bristol Medical School dan Rumah Sakit Mata Bristol.

Remaja itu diberikan suplemen gizi untuk mencegah masalah lebih lanjut dengan visinya dan dirujuk ke layanan kesehatan mental untuk gangguan makannya.

Pola makan remaja itu sangat ketat, yang menyebabkannya mengalami beberapa kekurangan gizi, dan itu lebih dari sekadar menjadi pemilih makanan, kata para peneliti.

YesDok Ads