Tekanan Darah Tinggi di Malam Hari Tingkatkan Risiko Kematian bagi Penderita Diabetes

October 14, 2021 | Iman

Periksa tekanan darah

Diabetes adalah kondisi kesehatan kronis yang memerlukan pemantauan kadar gula darah secara konstan agar tetap bugar dan menjaga gejala tetap terkendali. Bagi orang dewasa yang menderita penyakit Tipe 1 dan Tipe 2, mengatur tingkat tekanan darah sama pentingnya untuk hidup sehat.

Sesuai studi 21 tahun yang dipresentasikan di American Heart Association's Hypertension Scientific Sessions 2021, seorang pasien diabetes yang tingkat tekanan darahnya menurun di malam hari dua kali lebih mungkin meninggal lebih awal dibandingkan dengan mereka yang tekanan darahnya tetap konstan atau turun di malam hari.

Tekanan darah biasanya menurun selama tidur. Jika tekanan darah tidak cukup menurun pada malam hari, itu disebut "non-dipping". Pola tekanan darah abnormal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular dan kematian pada orang dewasa dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa 1 dari 10 orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 bisa menjadi kebalikannya, dan bahwa kondisi ini kemungkinan lebih dari dua kali lipat risiko kematian terlepas dari kontrol tekanan darah. Penting bahwa ahli kesehatan mencari pola penurunan tekanan darah abnormal pada orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2," kata ahli kesehatan dari Pisa, Martina Chiriaco.

Dalam studi tersebut, para peneliti juga menilai peran variabilitas detak jantung dalam kelompok studi mereka. Variabilitas detak jantung adalah ukuran variasi waktu antara setiap detak jantung.

YesDok Ads

"Variabilitas detak jantung yang rendah dikaitkan dengan kesehatan yang lebih buruk bagi orang dengan gagal jantung dan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner pada populasi umum. Namun, masih ada kelangkaan informasi jangka panjang tentang hubungan penurunan variabilitas detak jantung dengan kematian. di antara orang-orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2," kata Chiriaco.

Para peneliti mempelajari 349 orang dewasa dengan diabetes di Pisa, Italia, mulai tahun 1999. Para peneliti menemukan lebih dari setengah partisipan memiliki tekanan darah yang tidak menurun pada malam hari, dan 20 persennya adalah orang yang tidak melakukan pembalikan.

Mereka juga menemukan bahwa hampir sepertiga dari orang yang melakukan reverse dippers memiliki neuropati otonom jantung dibandingkan dengan 11 persen dari mereka yang tidak mengalami dips. Neuropati otonom jantung adalah komplikasi serius diabetes di mana saraf yang mengontrol jantung dan pembuluh darah rusak. Kerusakan saraf ini mempengaruhi tekanan darah dan pengaturan detak jantung, meningkatkan risiko kematian dan kejadian kardiovaskular.

“Dibandingkan dengan dippers, dippers terbalik memiliki rata-rata 2,5 tahun mengurangi kelangsungan hidup, dan non-dippers memiliki rata-rata 1,1 tahun mengurangi kelangsungan hidup,” Chiriaco menambahkan.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads