Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia telah memulai proses vaksinasi Covid 19. Tenaga kesehatan yang bekerja di garis terdepan mendapat prioritas vaksinasi Covid 19 tahap pertama.
Sejak awal pandemi, dokter dan peneliti telah mencari alternatif untuk usap nasofaring. Sementara sampel yang dikumpulkan dari usap dianggap sebagai standar emas dalam hal menghasilkan hasil yang akurat, tes ini memerlukan lebih banyak persediaan, menempatkan petugas kesehatan dalam kontak yang lebih dekat dengan individu yang berpotensi terinfeksi, dan sulit untuk ditingkatkan untuk pengujian massal.
Memvaksinasi anak bukan hanya memberikan manfaatnya kepada mereka namun beberapa hal perlu diperhatikan seperti melindungi anak dari penyakit yang akan menjadi berbahaya ketika mereka memasuki umur dewasa.
Pandemi COVID-19 telah berlangsung setahun lamanya. Sepanjang itu, virus ini terus berkembang begitupun penangannya. Selama ini kita mengenal gejala paling umum seperti dari demam, kelelahan hingga batuk kering. Tetapi sebuah penelitian terbaru menyebut jika sakit mata juga masuk ke dalam gejala virus tersebut.
Para peneliti menemukan bahwa lebih dari tiga perempat pasien yang sembuh dari COVID-19 masih memiliki setidaknya satu gejala dalam 6 bulan setelah mereka keluar dari rumah sakit.
Penyebaran virus corona di Indoensia belum berakhir. Data dari pemerintah per Sabtu (16/01/21) bahwa ada peningkatan kasus baru sekitar 14.224 dalam 24 jam terakhir. sehingga saat ini jumlah kasus covid-19 mencapai 896.642 orang. Pasien sembuh sebanyak 727.358 dan angka kematian mencapai 25.767 orang.
Vaksin corona menjadi topik pembicaraan yang hangat belakangan ini. Sejumlah vaksin sudah mendapat rekomendasi penggunaan darurat di Amerika Serikat dan negara lain.
Mungkin Anda mengetahui bahwa vaksinasi Covid 19 di Indonesia hanya akan menggunakan vaksin Sinovac. Padahal, ada total tujuh vaksin Covid 19 yang akan digunakan untuk vaksinasi di Indonesia.
Hadirnya 3 juta vaksin Sinovac asal Tiongkok di Indonesia untuk memutus rantai penularan Covid-19, membuat pemerintah melakukan pemetaan kepada siapa saja yang akan lebih dulu menerima vaksin.
Pasien yang diketahui mengidap Covid 19 harus mendapat penanganan yang serius. Selain harus melakukan isolasi dari orang lain yang sehat, pasien juga harus terus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin dan gizi.
Sejak virus corona baru (COVID-19) menjadi sebuah pandemi, banyak penelitian dan pengamatan baru muncul ke publik. Dari rentang gejala COVID-19 yang bervariasi hingga efek COVID yang berkepanjangan, semuanya tampaknya telah berdampak pada sendi-sendi kehidupan dan aktivitas sehari-hari orang.
Telah hampir setahun kita menghadapi pandemi virus COVID-19. Situasi ini menyebabkan kebiasaan-kebiasaan baru dan secara sadar telah mengubah bagaimana cara hidup kita di kondisi seperti ini.
Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi hari ini mengatakan hingga saat ini, Indonesia masih menunggu izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 dari BPOM.
Menteri Kesehatan yang baru, Budi Gunadi Sadikin bergerak cepat dengan melakukan koordinasi dengan beberapa perusahaan penyedia vaksin diantaranya Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan COVAX/GAVI.
Menghadapi Libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 setelah masa libur panjang ini.
Beberapa negara termasuk Indonesia masih harus berjuang untuk melawan virus corona. Melansir laman covid19.go.id, update per Sabtu, 26 Desember 2020 di Indonesia mencapai 706.837 kasus positif. Sementara jumlah kesembuhan mencapai 576.693 orang dan jumlah meninggal dunia sebanyak 20.994 orang.
Dalam sebuah studi penting, para peneliti menemukan bahwa pemancar cahaya UV (LED) dapat dengan cepat dan efektif membunuh virus corona pada manusia. Jika efektif melawan SARS-CoV-2, teknologi ini bisa menjadi cara yang murah untuk mendisinfeksi permukaan, sistem ventilasi, dan sistem air.
Angka terinfeksi virus corona masih terus meningkat. Dari awal kemunculannya ada beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan virus corona dalam tubuh seseorang. Yakni PCR swab hingga rapid test antibodi. Saat ini, terdapat aturan baru dimana seseorang yang keluar masuk Jakart wajib menjalankan pemeriksaan rapid antigen. Lalu apa bedanya rapid test antibodi dengan rapid test antigen? Berikut perbedaan rapid test antibodi dengan antigen:
YesDok adalah layanan ehealth yang terjangkau dengan platform mobile yang mudah digunakan dan tangguh. Menembus 17.504 pulau dan 260 juta pengguna di Indonesia.