Jumlah angka kasus COVID-19 di Indonesia akhir-akhir ini kembali mengalami kenaikan dan subvarian omicron BA.4 dan BA.5 telah dipercaya menjadi pemicunya.
Menurut sebuah penelitian laboratorium di Afrika Selatan, dua subvarian omicron COVID-19 baru, yang ditemukan mampu menghindari antibodi dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya, dapat memicu gelombang infeksi baru.
Meski kasus Covid-19 mulai melandai dalam sepekan terakhir di Indonesia, varian virus yang menyerang saluran pernapasan ini teru bermutasi sehingga memunculkan varian baru. Varian paling baru dari Omicron adalah varian Omicron XE. Hingga saat ini varian Omicron XE belum terdeteksi di Indonesia.
Baru-baru ini WHO mengumumkan kemunculan varian Covid-19 yang baru yakni deltacron. Dari namanya, varian baru Covid-19 ini merupakan kombinasi dari gabungan mutasi antara varian Delta dan Omicron. Lalu apa saja gejalanya?
Varian Covid-19 Omicron sangat meresahkan masyarakat. Varian Omicron menyebar dengan cepat dan menyumbang lonjakan Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia. Pemerintah sendiri saat ini terus menggalakkan vaksin booster untuk menekan angka kasus positif. Lalu apakah vaksin yang saat ini digunakan mampu melawan varian Omicron?
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi di akhir Februari 2022 dan jumlah kasus akan bisa lebih besar 2-3 kali daripada puncak gelombang varian Delta.
Indonesia kembali dihadapkan pada lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
Varian Covid-19 terbaru yakni Omicron membuat lonjakan kasus positif meroket Kembali. Omicron diketahui menyebabkan kenaikan kasus lebih tinggi dibandingkan varian Delta. Hal ini dikarenakan varian Omicron lebih mudah menular dan dapat menular pada orang yang pernah terinfeksi sebelumnya.
Kasus varian Covid-19 Omicron telah masuk ke Indonesia dan cukup meresahkan. Pasalnya, dilansir dari Satgas Covid-29, per 10 Januari dari total 414 kasus terkonfirmasi varian Omicron, 99% di antaranya alami gejalanya ringan dan tanpa gejala.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa mayoritas pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan agar tidak menganggap remeh Omicron sebagai varian ringan. Sebab varian ini juga telah menyebabkan kematian di seluruh dunia.
Indonesia terus mewaspadai penyebaran varian COVID-19 Omicron di tengah masyarakat. Per Jumat (31/12), tercatat total kasus Omicron terkonfirmasi sebanyak 136 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka optimis pandemi virus corona akan dikalahkan pada 2022, asalkan negara-negara bekerja sama untuk menahan penyebarannya.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmidzi mengumumkan adanya satu kasus transmisi lokal varian baru Omicron di Jakarta.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehata Republik Indonesia Senin (27/12) perkembangan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia telah mencapai 46 kasus, hampir seluruh kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri.
Moderna Inc pada hari Senin (20/12) mengatakan bahwa dosis booster vaksin COVID-19 buatan mereka mampu melindungi seseorang terhadap varian Omicron yang menyebar cepat dari virus corona.
YesDok adalah layanan ehealth yang terjangkau dengan platform mobile yang mudah digunakan dan tangguh. Menembus 17.504 pulau dan 260 juta pengguna di Indonesia.
INDONESIA
PT. Yes Dok Indonesia,
Mall of Indonesia, Ruko Italian Walk Blok L- 17,
Jl Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading
Jakarta Utara
14240