Selama menjalankan puasa mungkin Anda menghadapi tantangan tersendiri dalam hal Kesehatan. Seperti mengalami gangguan Kesehatan dalam pencernaan. Salah satu masalah kesehatan pada pencernaan adalah sembelit atau susah buang air besar (BAB) karena pola makan yang tidak teratur.

Tujuan makan adalah untuk menghilangkan rasa lapar. Tapi bukan berarti makanan yang dikonsumsi tidak perlu dikeluarkan. Makanan yang masuk ke tubuh akan diproses menjadi energi, lalu sisa dari makanan tersebut akan mengalami pembusukan dan siap diubah menjadi feses atau kotoran. Kotoran dalam usus yang tidak sulit dikeluarkan bisa dikarenakan sembelit.

Konstipasi atau sembelit merupakan kondisi yang umum bagi setiap orang untuk mengalaminya. 

Ada berbagai masalah pencernaan yang bisa mengganggu, seperti diare atau sembelit. Sembelit bisa terjadi ketika adanya penurunan intensitas pergerakan di usus. Sembelit adalah kondisi ketika seseorang kesulitan untuk buang air besar, atau mengalami rasa sakit saat buang air besar akibat feses yang mengeras.

Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti mual, sakit perut, dan perubahan gerakan usus seperti konstipasi atau konstipasi. 

Gejala dan tanda-tanda Anda tidak cukup makan dapat mencakup kelelahan, rentan jatuh sakit, rambut rontok serta masalah kulit. 

Bayi sering kali tidak buang air besar selama berhari-hari atau bahkan seminggu penuh, sehingga sulit untuk mendeteksi apakah bayi Anda mengalami konstipasi atau tidak. Meskipun konstipasi atau sembelit pada bayi biasanya tidak serius, namun ini tentu bisa menyebabkan sedikit ketidaknyamanan pada bayi dan pastinya membuat orang tua jadi khawatir.

Konstipasi atau sembelit adalah gangguan pencernaan dimana feses sulit dikeluarkan yang berlangsung selama beberapa minggu atau lebih.

Bayi mungkin tidak buang air besar sesering orang dewasa. Akan tetapi, orang tua tetap harus waspada dengan kemungkinan sembelit yang menimpa bayinya. Jika bayi mengalami sembelit atau konstipasi, dokter anak merekomendasikan untuk pemberian pengobatan alami sebagai pertolongan pertama.

Tingkat stres yang tinggi bisa memperburuk gejala gastrointestinal seperti mual, sakit perut, dan perubahan gerakan usus seperti konstipasi atau sembelit.

Saat sembelit, meningkatkan asupan makanan yang kaya serat atau mengonsumsi obat pencahar bisa dilakukan. Akan tetapi, beberapa orang memilih untuk mengonsumsi suplemen vitamin untuk mengatasi sembelit.

Penderita kanker yang sedang melakukan pengobatan kemoterapi cenderung bisa mengalami konstipasi atau sembelit. Bagi sebagian orang, mereka merasa bahwa buang air besar menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan.

Melihat darah di kotoran bayi bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi orang tua namun perlu diketahui bahwa hal ini termasuk kondisi yang umum terjadi.

Pernahkah Anda merasakan perasaan sesak di perut?

Selama berabad-abad, orang telah menggunakan teh herbal untuk meringankan gangguan pencernaan. 

Konstipasi atau sembelit yang dialami setelah diare dan kondisi ini bisa berpengaruh pada pergerakan usus serta gangguan pencernaan mereka.

Orang tua sering khawatir ketika anaknya tak kunjung buang air besar dalam sehari. Apalagi bila melihat perut sang buah hati menggembung seolah-olah banyak menampung sisa makanan yang belum terbuang. 

Konstipasi atau sembelit timbul ketika seseorang mengalami gangguan pencernaan yang disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti asupan serat yang tidak cukup dan jarang mengonsumsi air putih.

Sakit perut adalah gejala umum dari konstipasi atau sembelit, kedua kondisi ini sering terjadi bersama. 

Baik buah dan sayuran, semuanya mengandung air dan nutrisi yang baik untuk tubuh. Masalah sembelit tak jarang terjadi akibat dehidrasi. Untuk itu, mengonsumsi buah dan sayur yang tinggi air dan serat sangat baik untuk mengatasi sembelit.