Sobat Yesdok, bermain puzzle bukan hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan sejumlah manfaat positif bagi perkembangan otak anak. Kemampuan berpikir anak menjadi meningkat karena terlatih untuk berpikir secara mendalam atau deep thinking dan memusatkan konsentrasi penuh.

Sobat YesDok, khususnya gen z pasti mengetahui eksistensi dari Thor yang dikenal sebagai god of thunder  dan termasuk dalam anggota Avengers. Salah satu superhero dalam marvel universe diperankan oleh Chris Hemsworth. Eksistensinya yang terkenal sebagai dewa superpower, bijaksana, dan berwibawa itu berubah saat di film Avengers Endgame. 

Sobat YesDok, anda pasti sudah tidak asing dengan karakter Loki yang dikenal sebagai anti hero, yang selalu membuat onar khususnya terhadap Avengers. Meskipun Loki adalah salah satu dewa penipu diperankan oleh Tom Hiddleston, namun ternyata dirinya memiliki sisi lemah dan mengalami gangguan mental yaitu gangguan kepribadian narsistik. 

Sobat YesDok, apakah anda sering mengalami pegal pada area tulang belakang? Rasa nyeri juga selalu menyerang tulang belakang tubuh. Hal ini tentunya sangat mengganggu aktivitas anda. 

Selama bertahun-tahun, selalu ada stigma bermain video game dianggap buruk. Tetapi sebuah studi baru meneliti apakah aktivitas tersebut benar-benar memengaruhi kemampuan kognitif anak-anak atau tidak.

Orang tua biasanya selalu khawatir tentang dampak berbahaya dari video game pada anak-anak mereka, mulai dari kurangnya bergerak hingga masalah mental. Tetapi sebuah penelitian besar baru di AS yang diterbitkan di JAMA Network Open menunjukkan mungkin juga ada manfaat kognitif dari bermain video game.

Ligamen lutut adalah ligamen yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering untuk menjaga lutut tetap stabil. Cedera ligamen lutut dapat disebabkan oleh trauma, seperti kecelakaan mobil, atau cedera olahraga.

Selalu ada stigma negatif tentang bermain video game. Padahal terdapat manfaat bermain video game untuk kesehatan, terutama kesehatan mental. 

Bermain video game bergenre action tampaknya meningkatkan aktivitas otak dan keterampilan dalam pengambilan keputusan.

Video game dibuat sedemikian rupa agar para pemainnya mendapatkan pengalaman yang berbeda. Namun, terkadang pengalaman ini malah berubah menjadi racun dan akhirnya mengganggu kesehatan dan gaya hidup seseorang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggunakan aplikasi pengiriman makanan dan meningkatnya popularitas game online dapat mendorong obesitas pada anak-anak.

Di era digital, di mana kehidupan kita tidak bisa lepas dari penggunaan gawai, banyak sekali masalah baru yang menimpa manusia. Salah satunya adalah kecanduan main gim. Gim memang dapat menghibur siapa saja, mulai dari yang tua sampai yang muda, 

Bermain game dapat menghilangkan jenuh bagi sebagian orang. Apalagi kini tersedia banyak game menarik yang dapat dimainkan secara offline maupun online. Namun, keseringan menghabiskan waktu untuk bermain game dapat membuat Anda kecanduan game.

Pandemi Covid-19 memaksa kita melakukan segala aktivitas dari rumah, dari belajar, bekerja, dan bermain. Kreativitas terganggu, segingga bermain video game dianggap menjadi jalan keluar.

Video game kerap dipandang sebelah mata. Bermain game sering dianggap hanya membuang-buang waktu saja. Lebih dari itu, ternyata bermain game juga memiliki sejumlah manfaat.

Sepanjang pandemi COVID-19, banyak anak dan remaja menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer dan perangkat elektronik lainnya.

Banyak anak-anak zaman sekarang banyak menghabiskan waktu untuk memainkan game dan pastinya sedikit bergerak. Ini menyebabkan banyak Anak yang berpotensi mengidap obesitas.

Menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience, otak dapat terpengaruh hanya dengan 1 jam bermain video game.

Sebuah studi baru yang mengeksplorasi hubungan antara video game dan kognisi menemukan bahwa bermain video game bagi seorang anak dapat meningkatkan memori kerja mereka selama bertahun-tahun kemudian pada tugas-tugas tertentu.

Selama beberapa dekade, ada stereotip yang berlaku tentang gamer: mereka adalah orang yang tidak memiliki keterampilan sosial karena selalu bermain seorang diri. Namun video game saat ini sering kali dibuat untuk interaksi; Anda bisa bermain dengan orang-orang di rumah Anda, atau dengan teman yang Anda kenal, atau dengan orang asing di seluruh dunia.