Mengonsumsi makanan bernutrisi dan gizi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dalam menjaga kesehatan kehamilan, termasuk bayi dalam kandungan. Makanan sangat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi di rahim. Lalu, mitos atau fakta mengonsumsi cokelat selama hamil dapat memengaruhi warna kulit bayi menjadi lebih gelap saat lahir?
Berbagai penelitian telah menemukan bahwa konsumsi cokelat dalam jumlah sedang mungkin memiliki manfaat bagi jantung. Tapi cokelat hitam menjadi pilihan terbaik.
Mitos menyebutkan bahwa makan cokelat dapat menggemukan badan dan buruk bagi kesehatan. Tetapi sebenarnya manfaat kesehatan dari makan cokelat dalam jumlah kecil setiap hari didukung oleh banyak penelitian.
Sebuah studi kecil yang dilakukan oleh para peneliti di Brigham and Women's Hospital bekerja sama dengan para peneliti di University of Murcia di Spanyol menunjukkan bahwa makan cokelat untuk sarapan mungkin memiliki beberapa manfaat yang tidak terduga.
Dikemas penuh dengan antioksidan, cokelat semakin mendapat tempat di antara kelompok makanan sehat. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa cokelat dapat melindungi kulit dari sinar matahari.
Meminum secangkir kopi di pagi hari, sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Kafein di dalam kopi dapat merangsang sistem saraf pusat seseorang, sehingga membuatnya lebih segar untuk beraktivitas. Sayangnya, ada beberapa orang yang ternyata memiliki alergi terhadap kafein.
Saat sedang hamil, akan ada banyak sekali anggapan-anggapan bahwa suatu makanan boleh atau tidak boleh dimakan. Kalau begitu, bagaimana dengan cokelat? Bolehkah ibu hamil mengonsumsi cokelat?
Bila Anda membeli makanan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan kertas cokelat untuk membungkus. Kertas cokelat ini berlapis plastik sudah menjadi kebiasaaan masyarakat di Indonesia untuk membungkus makanan. Namun sayangnya, kebiasaan menggunakan kertas cokelat ini sangat berbahaya bila digunakan dalam jangka waktu panjang.
Bagi Anda pencinta cokelat, maka ini bisa menjadi kabar bahagia untuk Anda. Pasalnya, cokelat tak hanya enak dimakan, namun juga bisa menyehatkan. Bahkan, cokelat disebut-sebut sangat bermanfaat bagi kesehatan usus kita, benarkah demikian?
Karena stres akibat pandemik COVID-19, seseorang mungkin lebih menginginkan kenyamanan mengonsumsi yang manis-manis daripada biasanya. Cokelat menjadi primadona tersendiri untuk dicicipi. Jika cokelat adalah camilan pilihan, Anda mungkin ingin mencobanya yang lebih sehat: kakao.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di European Journal of Preventive Cardiology, mengonsumsi cokelat antara satu hingga tiga kali per minggu mengurangi risiko penyakit arteri koroner hingga 8 persen.
Berkat kandungan senyawa bermanfaat seperti polifenol, flavanol, dan katekin, cokelat hitam sering dipuji sebagai makanan yang menawarkan manfaat kesehatan.
Siapa yang tidak menyukai coklat. Makanan manis ini kerap jadi favorit semua orang. Namun di balik itu semua makanan ini kerap disebut menjadi masalah kesehatan, tak terkecuali berat badan dan gigi rusak.
Demi kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan, selama kehamilan dianjurkan untuk mengonsumi makanan sehat, bersih, mengandung nutrisi dan gizi. Salah satu makanan yang dipercaya baik bagi perkembangan janin adalah cokelat.
Cokelat disukai oleh banyak orang khususnya anak-anak. Rasanya yang manis seolah memberikan kebahagiaan kala dimakan sebagai camilan. Tak heran, jika banyak anak yang menyukai cokelat, tapi amankah cokelat dikonsumsi oleh anak yang masih berusia balita?
Cokelat disukai oleh banyak orang, ini karena mengonsumsinya dapat memberikan perasaan bahagia. Akan tetapi, beberapa orang masih menyangka, bahwa makan cokelat tidak sehat dan dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan.
YesDok adalah layanan ehealth yang terjangkau dengan platform mobile yang mudah digunakan dan tangguh. Menembus 17.504 pulau dan 260 juta pengguna di Indonesia.
INDONESIA
PT. Yes Dok Indonesia,
Ruko Kirana Boutique
Jl. Boulevard Gading Raya Blok F3
No.11
Jakarta 14240