Beberapa waktu lalu beredar video dimana seorang bayi diberikan kopi dengan alasan untuk melancarkan buang air besar (BAB). Frekuensi BAB pada anak bayi memang dapat menjadi indikator kesehatan. Namun, apakah memberikan kopi pada bayi merupakan cara yang tepat untuk melancarkan BAB bayi?

Mungkin Anda pernah menahan buang air besar (bab) karena alasan tertentu. Padahal menahan BAB sangat tidak diperbolehkankan loh karena bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih berisiko. 

Buang air besar yang menyakitkan kadang-kadang dapat terjadi karena sejumlah kondisi, kebanyakan dapat hilang dengan sendirinya, seperti wasir atau diare. Jika ini adalah kejadian satu kali, Anda mungkin tidak perlu khawatir.

Konstipasi merupakan salah satu faktor risiko wasir. Ketika pembuluh darah di dalam dan sekitar anus dan rektum bagian bawah menjadi bengkak dan teriritasi ini disebut wasir. Hal ini terjadi ketika adanya tekanan ekstra pada pembuluh darah tersebut.

Apakah Anda suka menahan buang air besar (BAB)? Jika ya, maka sebaiknya Anda segera menghentikan kebiasaan buruk ini, mengingat banyaknya bahaya yang mengintai jika Anda suka menahan-nahan BAB.

Tujuan makan adalah untuk menghilangkan rasa lapar. Tapi bukan berarti makanan yang dikonsumsi tidak perlu dikeluarkan. Makanan yang masuk ke tubuh akan diproses menjadi energi, lalu sisa dari makanan tersebut akan mengalami pembusukan dan siap diubah menjadi feses atau kotoran. Kotoran dalam usus yang tidak sulit dikeluarkan bisa dikarenakan sembelit.

Buang air besar adalah masalah alamiah bagi sebagian orang. Biasanya terjadi rutin setiap hari dan bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.

Frekuensi buang air besar (BAB) setiap orang berbeda-beda. Pada dasarnya tidak ada aturan khusus berapa frekuensi seseorang BAB per hari. Kebiasaan BAB dapat dikatakan sangat individual. Tapi, kebiasaan menahan buang air besar nampaknya pernah dilakukan oleh sebagian besar orang.