Studi Terbaru: CoronaVac Beri 83,5% Perlindungan

July 17, 2021 | Claudia

CoronaVac

Dalam sebuah studi baru yang dipresentasikan dalam Kongres Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular Eropa ke-31, para ilmuwan melaporkan, bahwa vaksin CoronaVac menawarkan perlindungan 83,5% terhadap gejala Covid-19, berdasarkan hasil uji coba fase 3 sementara.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa vaksin tersebut menawarkan perlindungan 100% terhadap pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. Namun, karena ini adalah hasil yang sementara, tingkat kepastian atas perlindungan yang terhadap pasien rawat inap relatif rendah. Temuan yang tersedia di The Lancet ini merupakan kabar baik mengenai efektivitas vaksin dalam melawan SARS-CoV-2.

Vaksin CoronaVac adalah jenis vaksin tidak aktif, maksudnya adalah vaksin ini mengandung SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif, sehingga tidak dapat mereplikasi dirinya dan menginfeksi tubuh manusia. Meski demikian, sistem kekebalan masih dapat melatih antibodi berdasarkan virus yang tidak aktif yang dimasukkan ke dalam tubuh kita. Ini kemudian bisa membuat tubuhnya lebih siap jika suatu saat SARS-CoV-2 yang masih aktif masuk, sehingga tubuh dapat melawan infeksi atau mengurangi tingkat keparahannya.

CoronaVac telah menerima izin penggunaan darurat di 37 negara, termasuk Indonesia, dan diberikan izin penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 1 Juni 2021.

Bukti terbaru dari penelitian vaksin CoronaVac

Hasil terbaru datang dari ui coba fase 3 di Turki. Ii adalah uji coba double-blind plasebo terkontrol acak yang melibatkan 10.029 peserta yang akan menerima dua dosis CoronaVac atau plasebo dengan jarak 14 hari.

Partisipan penelitian adalah relawan berusia 18-59 tahun. Para peneliti mengecualikan orang-orang yang memiliki riwayat Covid-19 atau menggunakan pengobatan imunosupresif. Orang yang sedang hamil atau menyusui, memiliki alergi terhadap bahan yang terkandung dalam vaksin, atau memiliki kondisi autoimun juga ikut dikecualikan.

YesDok Ads

Para ilmuwan menyelidiki apakah vaksin tersebut dapat mencegah Covid-19 yang dikonfirmasi oleh tes PCR setidaknya 14 hari setelah vaksinasi kedua yang dilakukan oleh peserta.

Penelitian berlangsung selama 43 hari. Para ilmuwan sebenarnya mengharapkan lebih lama, namun ini dihentikan ketika CoronaVac diberikan izin pemakaian darurat untuk digunakan di Turki. 

Setelah menganalisis data, para ilmuwan menemukan bahwa CoronaVac menawarkan perlindungan 83,5% terhadap gejala Covid-19. Dari 6.559 orang dalam kelompok vaksin, sembilan orang terinfeksi Covid-19 14 hari setelah vaksinasi kedua, sementara pada kelompok plasebo, terdapat 32 dari 3.470 peserta yang terinfeksi Covid-19.

Menurut data ini, vaksin menawarkan perlindungan 100% terhadap rawat inap karena Covid-19. Hanya enam orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 dalam kelompok plasebo, dan tidak ada seorang pun dari kelompok vaksin yang dirawat di rumah sakit.

CoronaVac juga terbukti sangat aman. Hanya sekitar 19% dari kelompok vaksin dan 17% dari kelompok plasebo yang melaporkan efek samping parah. Namun, lebih dari 90% di antaranya melaporkan efek samping ringan, dan bahkan efek samping tidak bertahan lebih dari 1 hari.

(Foto: straitstimes.com.sg)

YesDok Ads