Studi: Tato Pengaruhi Keluarnya Keringat

July 18, 2019 | Iman

Tato saat ini tidak dapat dipisahkan dari gaya hidup modern. Bahkan tak jarang atlet dunia seperti David Beckham hingga Lionel Messi memiliki tato di sekujur tubuhnya. Namun apakah selama ini Anda bertanya-tanya, apa tato menghambat fungsi kelenjar keringat? 

Dilansir laman Runners World, ternyata beberapa peneliti dari Australia coba mengungkap mitos tersebut. Diketahui bahwa tato sebenarnya membuat diri berkeringat lebih sedikit dan mengacaukan konsentrasi natrium keringat Anda. Dalam proses kinerja ini disebabkankan karena tubuh Anda tidak mengatur dirinya dengan benar. 

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Science and Medicine in Sport mengamati 22 pria dan wanita bertato berusia antara 18 dan 45 tahun yang memiliki setidaknya satu tato berumur lebih dari dua bulan. Lalu peserta melakukan aktivitas fisik (sepeda, lari, berenang) secara interval lima menit (dengan satu menit istirahat di antara setiap interval). Menurut penelitian tersebut, rata-rata denyut jantung para peserta sekitar 165 denyut per menit (bpm). 

Peneliti pun menaruh tambalan di bagian tubuh tanpa tato mereka. Hasilnya keringat peserta tersebut basah kuyup mengalir di antara bagian tanpa tato di tubuh. Misalnya, jika tato seseorang ada di lengan kanan mereka, mereka membandingkan laju keringat di daerah itu dengan lokasi yang persis sama di lengan kiri mereka. (Peneliti menimbang masing-masing peserta di awal sehingga mereka nantinya dapat mengetahui berapa banyak keringat yang mereka hilangkan setelah latihan). Ketika para peneliti melepas dan menimbang tambalan untuk melihat berapa banyak keringat yang hilang dari setiap peserta, mereka menemukan bahwa masing-masing kehilangan rata-rata 0,92 miligram keringat per sentimeter persegi pada area tato mereka dan 0,94 miligram keringat per sentimeter persegi pada area mereka yang tidak bertato. 

Selain itu, untuk area tato dan non-tato, hampir tidak ada perbedaan dalam jumlah total natrium yang hilang melalui keringat. Hal ini menunjukkan bahwa endapan tinta tato tidak merusak lapisan kulit atau menyebabkan jaringan yang mengacaukan fungsi kelenjar keringat, kata penulis studi Ben Desbrow, Ph.D. , associate professor nutrisi olahraga dan dietetika di Universitas Griffith. 

YesDok Ads

Jika hal itu yang terjadi, tentu memiliki tato membuat orang berisiko terhadap penyakit yang berhubungan dengan panas atau aktivitas latihan, karena berkeringat adalah cara manusia termoregulasi selama berolahraga. Garis pemikiran tersebut lahir karena penelitian sebelumnya, yang menunjukkan memiliki tato mengurangi tingkat keringat dan meningkatkan konsentrasi natrium keringat.

Desbrow dan koleganya mencatat bahwa penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah jenis teknik tato, tinta, atau peralatan tertentu dapat memengaruhi kelenjar keringat tubuh. Selain itu, belum bisa diketahui apakah tato yang lebih besar juga memengaruhi kelenjar keringat seseorang. 

"Tato adalah seni, itu hak Anda memilikinya. Namun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mencapai jawaban yang pasti tentang bagaimana tato memengaruhi tingkat keringat Anda," Desbrow menambahkan. 

(Foto: newyorktimes.com)

YesDok Ads