Studi: Social Distancing Mungkin Hingga 2022

April 17, 2020 | Iman

Social Distancing

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan seluruh dunia untuk menerapkan social distancing atau jaga jarak sosial dalam melawan pandemi corona. Menurut studi terbaru Harvard, dunia perlu penerapan jaga jarak sosial hingga 2022. Hal ini guna antisipasi melojaknya gelombang kedua Covid-19 dan daya tampung rumah sakit.

Studi yang telah diterbitkan pada beberapa jurnal ilmiah ini menyebut jaga jarak sosial bisa menjaukan risiko puncak epidemi lanjutan. 

Perjalanan pandemi akan tergantung pada pertanyaan yang selama ini belum dijawab: Apakah penyebaran virus akan berubah seiring musim? Kekebalan yang dimiliki orang setelah terinfeksi? Lalu apakah paparan virus yang menyebabkan gejala ringan memberikan perlindungan terhadap patogen yang menyebabkan Covid-19?

Pertanyaan-pertanyaan itu sedang ditimbang oleh para pemerintahan dunia melihat ekonomi global terhenti karena pandemi. 

Dengan jutaan orang di PHK dan kehilangan pekerjaan, tekanan untuk tumbuh itu dapat melonggarkan masalah perizinan di setiap negara. Semua bergantung pada tindakan yang ada untuk mengendalikan penyakit, kata para ahli. 

Para peneliti Harvard menggunakan model komputer untuk mensimulasikan bagaimana pandemi itu dapat terjadi. Satu kemungkinan adalah bahwa jarak sosial yang ketat yang diawasi oleh wilayah setempat efektif memberantas virus. Itulah yang juga terjadi dengan SARS-CoV-1, yang menjadi wabah tahun 2003. Tetapi dengan kasus-kasus yang dikonfirmasi dari patogen baru yang mendekati 2 juta secara global, hasil itu dipandang pesimis oleh sebagian peneliti. 

YesDok Ads

Kemungkinan besar virus itu dapat hidup seperti influenza secara musiman. Dalam satu model, 20 minggu tindakan untuk membatasi penyebaran diikuti oleh puncak epidemi yang sama besarnya dengan penyebaran kian tidak terkendali.

"Jarak sosial menjadi efektif ketika tidak ada kebebalan pasti dark individu," kata para peneliti tersebut. Jika virus lebih mudah menular pada musim dingin, lalu menurun grafiknya di musim gugur tentu menjadi catatan penting.

Untuk menghindari hasil seperti itu, langkah-langkah mengaktifkan kembali jaga jarak sosial ketika pandemi ini mulai reda perlu dipikirkan. Mengingat kapasitas rumah sakit, vaksin dan perawatan tidak dapat menampung itu semua. 

"Studi ini tidak melihat jauh ke masa depan, hanya mengidentifikasi kemungkinan epidemi lewat pendekatan alternatif," kata peneliti. 

(Foto: cnbc.com)

YesDok Ads