Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kelahiran Prematur

October 08, 2021 | Iman

Bayi prematur

Polusi udara adalah salah satu masalah kesehatan global terbesar yang kita hadapi. Meskipun pandemi memberi jeda perbaikan kualitas udara dan polutan, risiko tetap ada. Sebuah penelitian terbaru mengaitkan efek polusi udara dengan masalah bayi lahir prematur.

Studi oleh University of California-San Francisco dan University of Washington, mengukur efek polusi dalam dan luar ruangan pada beberapa indikator utama kehamilan, termasuk usia kehamilan saat lahir, pengurangan berat badan lahir, berat badan lahir rendah, dan pra -kelahiran cukup bulan.

Analisis yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine, menyatakan bahwa masalah kelahiran prematur global dan berat badan lahir rendah dapat dikurangi hampir 78 persen jika polusi udara diminimalkan di Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara, di mana polusi dalam ruangan biasa terjadi.

Tetapi juga ditemukan risiko signifikan dari polusi udara di bagian dunia yang lebih maju. Di AS, misalnya, polusi udara luar ruangan diperkirakan berkontribusi pada hampir 12.000 kelahiran prematur pada 2019.

"Beban yang disebabkan oleh polusi udara sangat besar, namun dengan upaya yang cukup, sebagian besar dapat dikurangi," kata pakar kesehatan masyarakat di Institute for Global Health Sciences di UCSF, Rakesh Ghosh.

Para peneliti mengatakan bahwa polusi udara sekarang harus dianggap sebagai pendorong utama morbiditas dan mortalitas bayi, bukan hanya penyakit kronis orang dewasa.

Semakin banyak bukti menunjukkan polusi udara sebagai penyebab utama kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Kelahiran prematur adalah penyebab utama kematian neonatal di seluruh dunia, mempengaruhi lebih dari 15 juta bayi setiap tahun. Anak-anak dengan berat lahir rendah atau yang lahir prematur memiliki tingkat penyakit mayor yang lebih tinggi sepanjang hidup mereka.

WHO memperkirakan bahwa lebih dari 90 persen populasi dunia hidup dengan udara luar yang tercemar, dan setengah dari populasi global juga terpapar polusi udara dalam ruangan dari pembakaran batu bara, debu, dan pembakaran kayu di dalam rumah.

"Studi kami menunjukkan bahwa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi perubahan iklim dan mengurangi tingkat polusi udara akan memiliki manfaat kesehatan yang signifikan untuk bayi baru lahir," Ghosh menambahkan.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads