Studi: Melewatkan Sarapan Meningkatkan Risiko Demensia Empat Kali Lipat

March 19, 2022 | Iman

Demensia

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran dan pemahaman terkait demensia meningkat di sebagian orang. Kondisi ini membantu menunda timbulnya kondisi dan mengelolanya di kemudian hari dengan mengambil langkah-langkah yang tepat. 

Gejala demensia memang mulai muncul belakangan di tahun 60-an, tapi apa yang kita lakukan di usia 30-an dan 40-an berdampak parah.

Kebiasaan gaya hidup yang buruk, pola makan yang tidak menentu, dan kurangnya aktivitas fisik, semua ini membangun dasar bagi kondisi untuk berkembang dan mulai mempengaruhi fungsi otak seseorang. 

Dimulai dari hal-hal kecil, dan saat kita memasuki usia 60-an, tanda-tandanya semakin jelas. Salah satu kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko terkena demensia hingga empat kali lipat adalah kebiasaan melewatkan sarapan.

Sarapan adalah waktu makan yang paling penting dalam menunjang aktivitas seharian. Makan makanan bergizi dan sehat di pagi hari dapat membantu Anda berkonsentrasi dan membuat Anda tetap aktif sepanjang hari. Di sisi lain, melewatkannya bisa membuat Anda merasa rewel dan lelah sepanjang hari. 

YesDok Ads

Sebuah studi baru membuktikan bahwa melewatkan makan pertama hari itu dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari. Temuan yang dipublikasikan dalam Japanese Journal of Human Sciences of Health-Social Services mengungkapkan bahwa melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko hingga empat kali lipat.

Penelitian dilakukan selama lebih dari enam tahun di komunitas pertanian dekat pusat kota di Jepang di mana sekitar 525 orang dewasa lanjut usia berusia 65 tahun atau lebih berpartisipasi. Di akhir penelitian, ditemukan bahwa terlepas dari jenis kelamin dan usia, peserta yang tidak sarapan empat kali lebih berisiko terkena demensia.

Hal lain yang diungkapkan oleh penelitian
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa kebiasaan diet lain seperti ngemil juga bertanggung jawab untuk meningkatkan risiko terjadinya demensia pada individu. Ditemukan bahwa mereka yang ngemil 2,7 kali, mereka yang tidak peduli garam 2,5 kali dan mereka yang tidak peduli dengan diet seimbang 2,7 kali lebih berisiko didiagnosis demensia di kemudian hari. Selain kebiasaan sarapan, ada beberapa kebiasaan lain yang bisa membuat seseorang berisiko terkena kondisi tersebut. Mengambil tindakan yang tepat pada waktu yang tepat dapat membantu menurunkan risiko demensia di kemudian hari.

Apa yang harus dimakan untuk menurunkan risiko demensia?
Untuk mengurangi risiko demensia, cobalah untuk memasukkan makanan yang sehat dan bergizi ke dalam diet Anda. Makanan yang seimbang, sarat dengan vitamin dan mineral dapat membantu Anda melawan beberapa penyakit kronis termasuk demensia. Diet MIND (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay), yang dibuat oleh para peneliti di Rush University di Chicago dapat membantu memperlambat fungsi otak terkait usia di kemudian hari. Makanan ini terdiri dari:
-Gandum
-Kacang-kacangan dan biji-bijian
-Lemak sehat
-Sayuran
-Buah-buahan

(Foto: pixabay)

YesDok Ads