Studi: Masalah Penciuman Berkurang pada Varian Baru COVID-19

July 08, 2022 | Helmi

penciuman masalah

Hilangnya penciuman dianggap sebagai gejala khas dari COVID-19. Pada awal pandemi, gejala ini dirasakan oleh sebagian besar penderita yang tertular SARS-CoV-2.

Tetapi ketika virus COVID-19 terus berevolusi, para peneliti mengamati bahwa gangguan penciuman tidak lagi menjadi gejala yang umum. Banyak pasien baru tidak mengalami gejala tersebut saat terpapar virus corona.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam SAGE Journals melaporkan penurunan insiden gangguan penciuman pada varian virus corona yang lebih baru.

Untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan data dari 3.678.214 pasien yang terdaftar di database CoVariants.org. Setelah penyaringan, 616.318 memenuhi kriteria untuk penelitian.

YesDok Ads

Tim menemukan bahwa orang yang terpapar varian alfa COVID-19 memiliki kemungkinan 50% kehilangan penciuman. Persentase turun menjadi 44% untuk varian delta, dan turun lagi menjadi 17% untuk varian omicron.

Namun, gangguan penciuman tetap menjadi perhatian banyak orang, terutama mereka yang tertular virus di awal pandemi. Beberapa masih mengalami efek ini berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah mereka terpapar.

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Rhinology mengikuti 100 orang yang menderita COVID-19 ringan dan 100 orang yang berulang kali dites negatif untuk virus tersebut. 

Para peneliti menemukan bahwa 46% dari mereka yang memiliki COVID-19 masih memiliki masalah penciuman setahun kemudian.

YesDok Ads