Studi: Jam Kerja yang Berlebihan Sebabkan Ratusan Ribu Kematian per Tahun

May 20, 2021 | Helmi

kerja berlebihan

Sebuah studi global menunjukkan 745.000 orang meninggal pada 2016 akibat stroke dan penyakit jantung karena jam kerja yang terlalu panjang. Laporan tersebut menemukan bahwa orang yang tinggal di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik Barat adalah yang paling terpengaruh.

WHO juga mengatakan tren tersebut dapat memburuk karena pandemi virus corona. Ini karena banyak orang yang bekerja dari rumah dan memiliki jam kerja yang lebih fleksibel.

Penelitian menemukan bahwa bekerja 55 jam atau lebih dalam seminggu dikaitkan dengan risiko stroke 35% lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyakit jantung 17% lebih tinggi, dibandingkan dengan bekerja seminggu selama 35 hingga 40 jam.

Studi yang dilakukan dengan Organisasi Buruh Internasional (ILO), juga menunjukkan hampir tiga perempat dari mereka yang meninggal akibat jam kerja yang panjang adalah pria paruh baya atau lebih tua.

Seringkali, kematian terjadi jauh di kemudian hari, terkadang beberapa dekade kemudian, dari jam kerja yang panjang.

Sementara studi WHO tidak mencakup periode pandemi, pejabat WHO mengatakan lonjakan baru-baru ini pada pekerja jarak jauh dan perlambatan ekonomi mungkin telah meningkatkan risiko terkait dengan jam kerja yang panjang.

"Kami memiliki beberapa bukti yang menunjukkan bahwa ketika negara-negara masuk ke dalam lockdown nasional, jumlah jam kerja meningkat sekitar 10%," kata petugas teknis WHO, Frank Pega.

Laporan tersebut mengatakan jam kerja yang panjang diperkirakan bertanggung jawab atas sekitar sepertiga dari semua penyakit yang terkait dengan pekerjaan, menjadikannya beban penyakit akibat kerja terbesar.

Para peneliti mengatakan bahwa ada dua cara jam kerja yang lebih lama menyebabkan hasil kesehatan yang buruk: pertama melalui respons fisiologis langsung terhadap stres, dan kedua karena jam kerja yang lebih lama berarti pekerja lebih cenderung mengadopsi perilaku yang membahayakan kesehatan seperti penggunaan tembakau dan alkohol, kurang tidur. dan olahraga, dan diet yang tidak sehat.

Menurut WHO, Jumlah orang yang bekerja berjam-jam meningkat sebelum pandemi melanda, dan telah mencapai sekitar 9% dari total populasi global.

Di Inggris, Kantor Statistik Nasional (ONS) menemukan bahwa orang yang bekerja dari rumah selama pandemi menghabiskan rata-rata enam jam lembur yang tidak dibayar dalam seminggu. Orang yang tidak bekerja dari rumah menghabiskan rata-rata 3,6 jam selama seminggu untuk lembur.

YesDok Ads