Studi: Covid-19 Tidak dapat Menular Melalui ASI

August 24, 2020 | Iman

Menyusui

Lebih dari 8 bulan lamanya manusia di seluruh di dunia hidup dalam kekahawatiran terhadap Covid-19. Kita semua diminta mempraktikkan jaga jarak sosial dan pakai masker untuk mencegah risiko penularan. Selain itu tidak sedikit mitos yang beredar seputar penyebaran Covid-19 termasuk melalui ASI. Lantas benarkah?

Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA oleh para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas California San Diego dan Universitas California Los Angeles coba mengkritisi apakah COVID-19 dapat ditularkan melalui ASI atau tidak.

Studi tersebut memeriksa 64 sampel ASI yang dikumpulkan oleh Mommy Milk Human Milk Research Biorepository dari 18 wanita di seluruh Amerika Serikat yang terinfeksi virus corona 2 (SARS-CoV-2). Meskipun satu sampel dinyatakan positif RNA virus, tes berikutnya menemukan bahwa virus tidak dapat bereplikasi, dan dengan demikian tidak dapat menyebabkan infeksi pada bayi yang disusui.

"Deteksi RNA virus tidak sama dengan infeksi. Ia harus tumbuh dan berkembang biak agar dapat menular dan kami tidak menemukannya dalam sampel kami," kata peneliti utama studi, Christina Chambers.

Menurut Chambers, ASI sendiri kemungkinan besar bukan sumber infeksi bagi bayi. Rekomendasi saat ini untuk mencegah penularan saat menyusui adalah kebersihan tangan dan mensterilkan peralatan pompa setelah digunakan.

"Dengan tidak adanya data yang valid, beberapa wanita yang terinfeksi SARS-CoV-2 memilih untuk tidak menyusui bayinya sama sekali," kata profesor pediatric dari Los Angeles, Grace Aldrovandi.

YesDok Ads

Pemberian ASI dini dikaitkan dengan penurunan risiko sindrom kematian bayi mendadak dan obesitas pada anak-anak, serta peningkatan kesehatan kekebalan dan kinerja pada tes kecerdasan. Pada ibu, menyusui dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk kanker payudara dan ovarium, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2.

Para peneliti juga meniru kondisi proses pasteurisasi Holder yang biasa digunakan di bank ASI dengan menambahkan SARS-CoV-2 ke sampel ASI dari dua donor berbeda yang tidak terinfeksi. Sampel dipanaskan hingga suhu 62,5 derajat celcius selama 30 menit dan kemudian didinginkan hingga 4 derajat celcius. Setelah pasteurisasi, virus menular tidak terdeteksi di kedua sampel tersebut.

"Ini adalah temuan yang sangat positif untuk ASI donor, yang menjadi andalan banyak bayi terutama yang lahir prematur. Temuan kami mengisi beberapa celah penting, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian dengan ukuran sampel yang lebih besar untuk mengkonfirmasi temuan ini," kata Chambers.

Chambers meyakini pekerjaan timnya di masa depan tidak hanya akan melihat apakah ASI bebas dari virus, tetapi juga apakah ASI mengandung komponen antivirus aktif. “Antibodi terhadap SARS-CoV-2 yang dihasilkan wanita setelah terpapar virus dan kemudian ditransfer ke bayi melalui ASI, mungkin bisa melindungi mereka dari COVID-19,” Chambers menambahkan.

(Foto: parents)

YesDok Ads