Solusi Bagi Penderita Obesitas Lewat Bedah Bariatrik

February 11, 2020 | Iman

Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 2,3 miliar orang dewasa di dunia memiliki berat badan berlebih pada tahun 2018 dan sebanyak 700 juta diantaranya tergolong obesitas. 

Di Indonesia sendiri, angka prevalensi obesitas meningkat signifikan dalam 5 tahun terakhir. Kondisi mengkhawatirkan ini dipaparkan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 yang menunjukkan 21,8% orang dewasa menderita obesitas, padahal sebelumnya pada tahun 2013 hanya sebesar 14.8%. 

Untuk mengetahui kondisi berat badan seseorang termasuk golongan sehat atau obesitas, bisa dicek melalui metode penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus yang dipakai dalam penghitungan ini adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat (m2). 

Seperti kita ketahui bahwa obesitas merupakan penyakit kronik dan progresif yang dapat memengaruhi fungsi beberapa organ dalam tubuh dan berisiko tinggi menderita komplikasi. Kondisi Obesitas pun menjadi berbahaya jika sudah mencapai lebih dari 30 kilogram dari berat badan ideal pada perempuan, dan 40 kilogram pada laki-laki.

Sementara Risiko komplikasi obesitas antara lain penyakit paru-paru, kolesterol tinggi, stroke, diabetes tipe 2, sesak napas, varises, aterosklerosis, hipertensi, asma, penyakit asam lambung, apnea tidur, penyakit batu empedu, disfungsi ereksi, gangguan menstruasi, gangguan ginjal, gangguan hati, sakit sendi (arthritis), kanker usus, kanker rahim, kanker payudara hingga serangan jantung.

Melihat komplikasi yang timbul, obesitas harus ditangani secara serius mulai dari penerapan pola makan, obat-obatan, aktivitas fisik hingga pembedahan jika tidak dapat ditangani melalui usaha noninvasif. 

YesDok Ads

Namun, apabila penurunan berat badan dengan pemberian obat-obatan, latihan fisik, dan cara lainnya masih belum bisa, ada solusi lain yang bisa digunakan yaitu dengan pembedahan metabolik dan bariatric.

Bedah bariatrik dan metabolik (bariatric and metabolic surgery) adalah operasi untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki metabolisme pada pasien obesitas ekstrem saat metode lain seperti diet, olahraga, dan pengobatan tak lagi efektif. 

Bedah bariatrik dan metabolik ini bekerja dengan dua cara, yaitu restriksi dan malabsorpsi. Restriksi adalah pembedahan yang membatasi jumlah asupan makanan dengan mengurangi ukuran lambung, sementara malabsorpsi adalah upaya untuk membatasi penyerapan makanan dalam saluran usus dengan cara memotong-kompas atau dikenal sebagai bypass sebagian dari usus kecil. 

Proses bedah bariatrik dilakukan dengan teknik laparoskopi, sehingga sayatan operasi sangatlah kecil (0,5-1cm).

Pembedahan semacam berjenis sleeve gastrectomy ini memakan waktu hanya 1-2 jam. Hasil dari pembedahan antara lain penurunan berat badan, perbaikan kualitas hidup, dan perbaikan kelainan atau abnormalitas yang berkaitan dengan obesitas.

(Foto : kixi.com)

YesDok Ads