Social Distancing yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

April 08, 2020 | Helmi

social distancing

Pemerintah mengimbau orang-orang diminta untuk tinggal di rumah, mempraktikkan social distancing dan mengikuti pedoman lain seperti untuk menekan angka penyebaran virus corona.

Sementara langkah-langkah tersebut diperlukan selama masa pandemi seperti ini, situasi saat ini juga mengurangi peluang bagi orang-orang untuk melakukan kontak sosial, yang mungkin dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.

“Ada dua komponen utama bagi semua kesehatan mental, dan itu adalah perasaan memiliki kendali atas hidup Anda dan perasaan bahwa Anda memiliki jaringan hubungan positif. Dan di sini kita berada dalam situasi di mana kita tidak merasa seperti kita hampir tidak memiliki kendali atas hidup kita dan kita diberitahu bahwa kita harus mengisolasi, "kata Bridget Mouchon-Humphrey, koordinator Kemitraan Kesehatan Perilaku di Wisconsin.

Sementara untuk introvert yang terbiasa dengan kontak sosial yang terbatas tidak akan keberatan untuk melakukan isolasi diri. Meski demikian, penelitian menunjukkan kesepian dan kecemasan meningkat di kalangan pemuda saat ini, didorong oleh banyak faktor-faktor seperti media sosial dan kekhawatiran masa depan lingkungan dan ekonomi yang tidak pasti.

Faktanya, sebuah penelitian di tahun 2015 mengungkapkan bahwa isolasi sosial meningkatkan angka kematian hingga 29 persen karena kesepian kronis yang diakibatkannya mengaktifkan respons stres tubuh kita, yang kemudian meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, alkoholisme, demensia, dan bahkan depresi.

Jika Anda merasa kesepian atau stres karena kurangnya interaksi sosial, Anda bisa memanfaatkan teknologi untuk terhubung dengan keluarga atau teman-teman Anda. Dengan ini hubungan sosial Anda tetap berjalan seiring dengan imbauan social distancing.

Atau jika Anda ingin berkonsultasi dengan dokter profesional terkait stres atau depresi, Anda bisa dengan mudah melakukannya melalui aplikasi YesDok yang siap memberikan pelayanan selama 24 jam penuh.

(Foto: Shenandoah University)

YesDok Ads