Siapa Bilang eSports Tidak Memiliki Potensi Cedera?

April 08, 2019 | Helmi

Kebanyakan orang mungkin menganggap bermain game bukanlah kegiatan berat, seperti kegiatan berolahraga misalnya.

Namun saat game kini menjadi makin kompetitif dan dianggap sudah sama dengan kompetisi olahrga, maka istilah eSports (Electronic Sports) makin dikenal. eSports mengubah lanskap sebuah game menjadi mirip dengan olahraga kompetitif lainnya – lengkap dengan risiko cedera yang mungkin dialami.

Penelitian terbaru yang diterbitkan The BMJ menemukan bahwa  65 pemain eSports di perguruan tinggi melaporkan merasa sakit di bagian tangan, pergelangan tangan, leher, dan punggung, serta kelelahan pada mata mereka.

Dr. Hallie Zwibel, pemimpin penelitian sekaligus director of the New York Institute of Technology (NYIT) Center for Sports Medicine and a specialist in esports medicine mengatakan, tidak banyak data di luar sana mengenai hal ini.

“Sebagai dokter tim untuk atlet siswa NYIT, tanggung jawab utama kami adalah memastikan kesehatan dan kesejahteraan setiap pemain,” jelas Zwibel.

Seperti atlet tradisional, gamer yang berkecimpung di dunia eSports perlu berlatih cukup banyak untuk mengasah keahlian mereka. Zwibel menemukan bahwa para pemain eSports di perguruan tinggi rata-rata bermain game mulai 5 hingga 10 jam setiap hari.

Zwibel mengatakan bahwa keluhan fisik seperti keseleo pada bagian tangan dan pergelangan tangan rentan terjadi pada atlet eSports, karena mereka dapat melakukan ratusan gerakan dalam satu menit ketika mereka bermain.

YesDok Ads

Selain itu, lebih dari setengah subyek penelitian dilaporkan mengalami kelelehan di mata mereka, yang menurut Zwibel kemungkinan besar disebabkan sindrom penglihatan komputer.

“Ini terjadi karena mengingkatnya kinerja pada mata karena kurangnya kontras dan definisi dalam gambar komputer yang dihasilkan oleh pixel,” ujar Zwibel.

Cedera yang terjadi saat bermain game hampir tidak mengancam jiwa, tetapi dapat memengaruhi kualitas hidup.

Perawatan awal pada cedera ini biasanya akan langsung dirujuk ke terapis. Pengidap cedera biasanya akan diberikan anti-inflamasi. Kadang terapis hanya akan memberi obat untuk mengistirahatkan daerah yang terkena cedera dan menenangkannya.

Menurut ahli, penting untuk layar berada sejajar dengan mata pemain, dengan siku ditekuk hingga 90 derajat sejajar dengan meja, dan pergelangan tangan yang lurus.

Peregangan yang tepat, posisi ergonomi yang baik saat bermain, dan tentunya melakukan konsultasi dengan profesional di bidang kesehatan dapat membantu mengurangi dan mengendalikan risiko terjadinya cedera.

YesDok Ads

Tag Terkait