Sejumlah Efek yang Dihasilkan Stres pada Tubuh

November 29, 2022 | Helmi

efek stres pada tubuh

Stres merupakan perubahan dalam lingkungan yang mengharuskan tubuh Anda bereaksi dan menyesuaikan diri sebagai bentuk respons. Tubuh bereaksi terhadap perubahan ini dengan respons fisik, mental, dan emosional.

Stress adalah bagian yang wajar dan tidak terpisahkan dari hidup. Stres juga dapat memberi tekanan pada tubuh Anda. Anda dapat mengalami bentuk stres yang baik atau buruk dari lingkungan, tubuh, dan pikiran Anda.

Tubuh manusia dirancang untuk mengalami stres dan bereaksi terhadapnya. Stres bisa bersifat positif - seperti mendapat promosi pekerjaan atau diberi tanggung jawab lebih besar - membuat kita tetap waspada dan siap menghindari bahaya. 

Stres menjadi negatif ketika seseorang menghadapi tantangan terus menerus tanpa rehat atau relaksasi di antara tantangan tersebut. Akibatnya, orang tersebut menjadi terlalu banyak bekerja dan ketegangan yang berhubungan dengan stres meningkat.

YesDok Ads

Stress dapat menyebabkan gejala fisik termasuk sakit kepala, sakit perut, tekanan darah tinggi, nyeri dada, dan masalah tidur. Seperti dilansir dari Webmd, penelitian menunjukkan bahwa stres juga dapat menyebabkan atau memperburuk gejala atau penyakit tertentu.

Stres juga menjadi berbahaya ketika orang menggunakan alkohol, tembakau, atau obat-obatan untuk menghilangkan stres mereka. Sayangnya, alih-alih menghilangkan stres dan mengembalikan tubuh ke keadaan rileks, zat-zat tersebut cenderung membuat tubuh tetap dalam keadaan stres dan menimbulkan lebih banyak masalah. 

Sejumlah temuan peneliti terkait efek stres pada tubuh:

  • Empat puluh tiga persen dari semua orang dewasa menderita efek kesehatan yang merugikan dari stres.
  • Tujuh puluh lima persen hingga 90% dari semua kunjungan kantor dokter adalah untuk penyakit dan keluhan yang berhubungan dengan stres.
  • Stres dapat berperan dalam masalah seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, masalah jantung, diabetes, kondisi kulit, asma, radang sendi, depresi, dan kecemasan.
  • Prevalensi seumur hidup dari gangguan emosional lebih dari 50%, seringkali karena reaksi stres kronis yang tidak diobati.
YesDok Ads