Berdahak saat batuk adalah hal yang menyebalkan. Apalagi jika di momen tertentu yang tidak memungkinkan untuk Anda membuang dahak. Apakah dahak boleh ditelan atau sebaiknya langsung dibuang?
Menurut ahli bedah sinus dan alergi di University of Kentucky College of Medicine, Brett Comer, dahak memiliki fungsi yang penting pada tubuh. Dahak dirancang untuk menangkap dan membersihkan tenggorokan dan hidung dari bakteri dan berbagai mikroorganisme. Tanpa dahak, mungkin kuman dan lainnya yang tersebar di udara bisa masuk ke paru-paru dengan mudah.
Sebenarnya menelan dahak dibolehkan karena tidak memberikan efek negatif meski dahak berisi bakteri dan virus. Karena dahak yang tertelan akan dicerna oleh lambung dan dibuang saat buang air besar. Namun, membuang dahak lebih baik daripada menelannya. Sebab, dahak mengandung sisa zat asing di dalam tubuh. Saat membuang dahak pun Anda tidak boleh sembarangan, dilansir dari medical news today, membuang dahak wajib menggunakan tisu, di wastafel atau kloset.
Perhatikan pula warna dahak yang dibuang karena dapat menjadi indikator kesehatan. Bila dahak yang buang berwarna kuning atau hijau, kemungkinan Anda terserang infeksi dari virus. Kemudian jika dahaknya mengental dalam beberapa hari, bisa jadi infeksi dari virus ini meningkat menjadi infeksi akibat bakteri.
Lain halnya jika dahak berwarna bening yang bisa dikarenakan Anda terserang alergi. Anda pun harus mewaspadai jika dahak berwarna kemerahan. Ini bisa terjadi karena udara kering atau tanda penyakit serius seperti TBC, bronkitis, pneumonia, hingga kanker paru.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kuman dalam dahak dapat bertahan hidup hingga berjam-jam. Ada pula kuman yang sanggup hidup hingga 21 hari dalam dahak seperti SARS-CoV-2. Kuman pada dahak orang yang terinfeksi dapat menularkan ke tubuh orang lain yang sehat melalui udara. Itu mengapa, Anda tidak boleh sembarangan saat membuang dahak, batuk atau bersin. Saat Anda sedang batuk lalu mengalami demam, itu menandakan bahwa sistem imunitas dalam tubuh sedang melawan virus dan bakteri yang menyerang.
(Foto: woman's world)
