Seksualitas
Dewasa
+1

Ruam di Area Vagina, Mungkin Ini Penyebabnya

January 04, 2021 | Helmi

ilustrasi vagina

Ruam yang muncul pada vagina biasanya tidak ada di vagina tapi di vulva. Ruam di area ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang parah, terutama saat seseorang sedang duduk atau berhubungan seks.

Vagina adalah bagian dalam dari alat kelamin wanita, sedangkan vulva adalah bagian luar yang mengelilingi lubang vagina. Ini bergabung dengan labia untuk membentuk apa yang oleh banyak orang disebut vagina.

Artikel ini akan membahas beberapa penyebab munculnya ruam pada vagina.

Dermatitis

Dermatitis kontak dapat menyebabkan seseorang mengalami ruam di area genitalnya. Karena kulit di area vagina bisa lebih sensitif daripada di tempat lain di tubuh, seseorang mungkin mengalami ruam di sini tanpa mengalaminya di tempat lain di tubuh mereka.

Gejalanya bisa meliputi: kemerahan dan gatal, bengkak dan lecet, kekeringan dan benjolan. Seringkali, reaksi ini bisa disebabkan oleh perubahan perlengkapan mandi.

Dalam skenario ini, seseorang dapat mengatasi ruam dengan menghilangkan alergen. Dalam kasus yang lebih serius, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter profesional yang ada di YesDok langsung dari smartphone, di mana saja dan kapan saja.

Infeksi bakteri

Ketika ada sesuatu yang mengganggu keseimbangan normal bakteri di vagina, seseorang dapat terjangkit infeksi bakteri, yang juga dikenal sebagai vaginosis bakterial (BV).

Gejala ini ditandai dengan: keputihan tipis berwarna putih atau abu-abu, nyeri, gatal, atau terbakar di vagina, terutama setelah berhubungan seks dan gatal di sekitar bagian luar vagina.

Terkadang, infeksi bakteri akan sembuh tanpa bantuani medis, tetapi seseorang juga dapat mengobatinya dengan menggunakan antibiotik.

Infeksi jamur

YesDok Ads

Kandidiasis vulvovaginal, juga dikenal sebagai infeksi jamur vagina, adalah kondisi umum di seluruh dunia. Lebih dari 75% wanita mengalami infeksi jamur setidaknya sekali seumur hidup mereka, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Gejalanya bisa meliputi gatal, keputihan, rasa sakit, pembengkakan. Mengganggu lingkungan alami vagina dapat memicu infeksi jamur, jadi seseorang mungkin ingin menghindari penggunaan sabun atau tisu wangi di dalam area genital.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin membutuhkan pengobatan dengan resep dari dokter.

Sipilis

Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS), yang biasanya dimulai dengan luka yang keras, berbentuk bulat, dan tidak nyeri di daerah genital.

Luka ini sangat menular, dan orang dapat tertular jika bersentuhan dengannya. CDC mengkategorikan infeksi sifilis menjadi empat tahap, masing-masing dengan gejalanya sendiri.

Gejala tahap kedua bisa meliputi: ruam kulit kasar, merah, atau coklat kemerahan

kelenjar getah bening bengkak, demam, kelelahan, nyeri otot, rambut rontok dan sakit tenggorokan

Tanpa perawatan medis untuk sifilis, penyakit ini dapat berkembang hingga tahap akhir. Ini disebut sifilis tersier, yang dapat memengaruhi jantung, otak, dan organ tubuh lainnya.

Antibiotik dapat mengobati sifilis. Semakin cepat seseorang mencari pengobatan, semakin baik hasilnya, karena dokter tidak dapat menyembuhkan kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

(Foto: Freepik)

YesDok Ads