Remdevisir, Harapan Bagi Pejuang Covid-19?

May 06, 2020 | Iman

Obat remdesivir

Pandemi Covid-19 telah menjadi musuh nyata dunia. Berbagai peneliti berlomba mencari antivirus sebagai solusi nyata. Kabar terkini Remdesivir, antivirus yang dirancang untuk mengobati hepatitis dan virus pernapasan dikaitkan dengan virus mematikan tersebut. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengeluarkan persetujuan darurat untuk remdesivir sebagai pengobatan pasien parah Covid-19. Himbauan ini berdasar setelah uji coba federal menunjukkan peningkatan sederhana pada pasien yang sakit parah.

Uji coba tersebut diinisiasi Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular dibawah Departemen Kesehatan Amerika Serikat yang melibatkan lebih dari 1.000 pasien positif di Rumah Sakit. Mereka mengalami efek pulih lebih cepat yakni 11 hari. Namun obat ini obat itu tidak secara signifikan mengurangi tingkat kematian.

Perusahaan penelitian biorfarmasi yang berpusat di Amerika, Gilead Sciences kini memproduksi remdesivir. Remdesivir mampu membuat rantai RNA virus yang tumbuh berakhir sebelum waktunya, membunuh virus.

Pada tes itu remdesivir diklaim mampu tangkal virus corona. Namun obat ini pernah diketahui gagal pada tes terhadap hepatitis dan Ebola di masa lalu, sehingga tidak diluncurkan massal. 

YesDok Ads

Ketika Covid-19 menjadi pandemi, para ilmuwan menyadari bahwa remdesivir mungkin dapat diuji kembali. Gilead mensponsori beberapa penelitian ini dan memberikan obat itu kepada dokter yang merawat ratusan pasien dengan kontrol, dokter tetap memberi wewenang keluarga yang menolak antivirus tersebut. 

Para ahli yakin tidak semua orang yakin remdesivir akan bekerja. Sebuah studi di Cina beberapa waktu lalu menemukan obat itu tidak memberikan manfaat bagi pasien yang sakit parah. Para ahli masih ingin melihat data lanjutan dari temuan ini. 

Namun Gilead mulai meningkatkan produksi atas antivirus ini. Obat itu akan diberikan kepada pasien di Amerika tanpa pungutan biaya.

(Foto: CNN)

YesDok Ads